Senin, 26 Juli 2010

JUDUL : PERAWAN SUCI DARI BASRAH

JUDUL : PERAWAN SUCI DARI BASRAH
KARANGAN : WIDAD EL SAKKAKINI
PENERBIT : GARAILMU
JUMLAH HAL : 187

Kita dapat memotret Basrah saat itu, yang tengah mencapai puncak perkembangan dan kejayaannya. Setelah diduduki penakluk Arab, yang tidak hanya memetik keuntungan dari potensi politik dan posisi geografis, tetapi juga telah membuka luas pintu ilmu pengetahuan, peradaban dan kajian keagamaan, Basrah menjadi sebuah kota yang dibangun dengan indah, yang juga dilengkapi dengan masjid-masjid dan lembaga-lembaga.
penduduk Basrah terdiri dari dua golongan kaya dan miskin. Rumah rabi’ah adalah salah satu di antara rumah-rumah yang miskin, kecil, reot, tempat di mana penduduk hanya sanggup memenuhi kebutuhan dalam hitungan hari tanpa sedikitpun menabung. Ketika mata menatap disaat tidur yang dipandang adalah kemewahan dan keberlimpahan dari orang yang kaya, yang senantiasa berkonfrontasi dengan mereka. Rabi’ah tumbuh dalam kesengsaraan, kesusahan dan kesucian. Ayahnya adalah orang yang asketis, sederhana dan mempraktikan zuhud, pantang meminta tolong, istiqomah dalam menghindari larangan dan menjalankan perintah. Saat kelaparan merajalela, para opertunis ( yang hanya mencari dan menfaatkan keadaan) dan pencuri bermunculan, para penjual budak menangkapi orang-orang yang hampir tak terlindungi. Rabiah adalah salah satu korbannya. Rabi’ah selalu diikuti dan diuber-uber oleh seorang pencuri yang ganas, yang karena mereka, Rabi’ah lari menjerit dan meminta tolong. Dia jatuh ke tanah, pencuri itu merebutnya layaknya sebuah benda yang hina dina. Setelah itu, Rabi’ah dijual dengan ganti enam keping perak kepada saudagar kaya. Dia melayani tuan barunya dengan taat dan dalam kesabaran. Setiap malam Rabi’ah selalu berdo’a atas penderitaan yang dialaminya, suatu malam setelah mendengar do’a Rabi’ah, tuannya terpesona bercampur rasa takut, ratapan Rabi’ah meneror hatinya.
Kumudian hatinya tersentuh dan memberikan palihan kepada rabi’ah bebas dari perbudakan, atau ingin bebas, dan Rabi’ah memilih untuk bebas, setelah bebas dia menyerahkan hidupnya kepada Tuhan.
Setiap hari dia hanya berdo,a dan berdo’a, mencari nafkah hanya sekedarnya. Rabi’ah adalah wanita yang di berikan kecerdasan oleh Tuhan dalam pemahaman agama, sehingga membuat dia lupa akan urusan dunia, dia bahkan tidak seperti wanita lain, yang ingin menikah dan mempunyai keturunan. Suatu hari ada seorang saudagar kaya datang melamarnya tapi ditolaknya.dia memilih membujang supaya bisa memenuhi kebutuhan-kebutuhan pertapanya dan bergabung dengan persahabatan para asketiskus yang lain. Dia merasakan dirinya suci dan tidak berdosa dan tulus pada tingkat yang dia tidak mengharapkan untuk memberikan sebuah usaha yang instan kepada setiap orang kecuali hanya membahagiakan Tuhan. Ada banyak materi dalam tulisan tentang Rabi’ah dan hampir semuanya bersifat spekulatif. Ini adalah buku yang tentu menarik bagi setiap orang yang merasa heran terhadap wanita agung ini. Ditengah kesengsaraan hidup dia hanya pasrahkan kepada Tuhan. Rabi’ah menyadari sebuah cita-cita, dia menunjukkannya untuk mereka dengan benar dan sungguh-sungguh. Dia menghidupkan cita-cita itu dengan pandangan, pengetahuan dan kebenaran. Dia meninggalkan sebuah pintu yang terbuka yang tidak pernah ditutup lagi untuk wanita-wanita sebagai bentuk penghargaan yang terhormat dan bernilai. Dia adalah seorang wanita yang memimpin peringkat orang-orang yang berdedikasi. dia menjadi bukti yang hidup baik dalam beribadah maupun dlam mencintai Tuhan. Dialah Perawan Suci dari Basrah.

UNSUR INTRINSIK
1. Tema : Perjuangan seorang perempuan Basrah yang mempertahankan kehormatan wanita di Dunia dan akhirat.
2. Lattar/Setting : tempat dan waktu terjadinya peristiwa dalam sebuah cerita.
Tempat : Kota Basrah, Irak, Ka’bah, Mekkah.
Waktu : cerita ini terjadi pada akhir abad ke-8 dan paruh awal abad ke-9 (menurut kalender masehi).
3. Penokohan : Attar salah seorang sufi yang bertutur tentang Rabi’ah.
Rabi’ah seorang wanita alim yang dianggap sebagai Maria kedua dan wanita tanpa noda, selalu bersabar dalam mengahadapi cobaan-cobaan. seorang wanita yang patut ditiru oleh wanita lain dalam hal beribadah.
Ismail adalah ayah Rabi’ah, seorang pelupa, linglung, terlalu sering dalam mendalami mimpi-mimpi religius.
4. Alur/Plot : dalam cerita ini memakai alur campuran yang menceritan berkembangan hidup seorang Rabiah, dan sejarah yang berhubunngan dengannya.
5. Amanat : Dari budak hina menjadi wanita suci, kekal dalam kitab sejarah kemuliaan, berkat kekhusukan dan keintimannya dalam mencintai Allah. Tak ada yang meragukan keanggunan, pesona, dan keindahan cinta sang perawan dari basrah ini. Dialah Rabi’ah al-Adawiyyah dan inilah saksi cinta sucinya yang abadi sepanjang masa. Belajarlah darinya, cicipilah lezatnya anggur cintanya……….


NAMA : DARNA ERNAWATI
NIM : 2005-35-063
MK : TEORI SASTRA

Tidak ada komentar: