tag:blogger.com,1999:blog-55684279670121035982024-03-08T03:07:47.924-08:00PELANGI SASTRASASTRA MEMBUAT KITA LEBIH MEMAHAMI REALITAS YANG TERJADI SEBAGAI NILAI HIDUP YANG LAYAK UNTUK DIPELAJARI SEHINGGA MEMBUAT PARADIGMA BERPIKIR LEBIH BIJAKSANA.PELANGI SASTRAhttp://www.blogger.com/profile/06437480198881859136noreply@blogger.comBlogger25125tag:blogger.com,1999:blog-5568427967012103598.post-79252001394346545012010-08-06T19:49:00.000-07:002010-08-06T19:55:04.703-07:00PETUNJUK PELAKSANAAN UAS SEMESTER PENDEK<div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: large;"><b>SEJARAH SASTRA</b></span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br />
<span style="font-size: small;">MATERI MATA KULIAH INI PADA SELASA, 10 AGUSTUS 2010, PADA SAAT PERSENTASI KELOMPOK </span>ANGKATAN 70, 80, DAN 2000.<br />
<br />
PROYEK AKHIR DIKUMPULKAN PADA RABU, 11 AGUSTUS 2010 DI KAMPUS PGSD PKL. 14.00 - 15.30 WIT, DAN KETERLAMBATAN PENGUMPULAN PROYEK INI MENJADI TANGGUNG JAWAB MASING-MASING PESERTA KULIAH DAN KELOMPOK SERTA TIDAK DIBERIKAN WAKTU TAMBAHAN<br />
<br />
PENGERJAAN SOAL UAS DENGAN MEMPERHATIKAN BEBERAPA HAL DI BAWAH INI :<br />
HASIL PENGERJAAN SOAL UAS DIKUMPULKAN JUMAT, 13 AGUSTUS 2010 MULAI PKL. 10.00 - 14.00 WIT, DAN TIDAK MENERIMA PENGUMPULAN SUSULAN</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br />
PROYEK KELOMPOK YANG SEKALIGUS JUGA PROYEK PRIBADI DARI TIAP PESERTA MATA KULIAH BAHAN KAJIAN DENGAN SOAL SEBAGAI BERIKUT :</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">SOAL UAS :</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">KARYA SASTRA TERSEBUT TERMASUK DALAM PENGGOLONGAN ANGKATAN ?</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br />
SEBUTKAN DAN JELASKAN CIRI-CIRI ANGKATAN YANG DAPAT DILIHAT PADA KARYA SASTRA TERSEBUT<br />
</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">SEBUTKAN PERISTIWA-PERISTIWA PENTING YANG TERJADI SAAT PEMBUATAN KARYA YANG MUNGKIN SAJA MENJADI INSPIRASI DARI LAHIRNYA KARYA<br />
<br />
APAKAH ADA HUBUNGAN ANTARA LATAR BELAKANG PENGARANG ATAU PENCIPTA KARYA DENGAN KARYA TERSEBUT ( BAHASA, GAYA PENGUNGKAPANNYA,<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">LATAR BELAKANG PENDIDIKAN)</span></div><br />
<div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: large;"><b>TEORI SASTRA</b></span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br />
</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: small;">MATERI MATA KULIAH INI PADA RABU, 11 AGUSTUS 2010,UNTUK ALIRAN KARYA SASTRA</span><br />
<br />
PELAKSANAAN UAS AKAN DILAKSANAKAN SECARA LISAN DAN WAKTU PELAKSANAANNYA AKAN DITENTUKAN KEMUDIAN<br />
</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">BAHAN SOAL UAS AKAN DIAMBIL DARI HASIL ANALISIS NOVEL YANG TELAH DITETAPKAN UNTUK MASING-MASING PESERTA<br />
</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">KISI-KISI MATERI :<br />
1. FUNGSI SASTRA</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">2. MANFAAT SASTRA</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">3. UNSUR-UNSUR INTRINSIK DAN EKSTRINSIK KARYA SASTRA</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">4. RUANG LINGKUP SASTRA : SEMESTA, KARYA SASTRA, PENGARANG DAN PEMBACA<br />
<br />
DIHARAPKAN SETIAP PESERTA DAPAT MEMBACA ISI NOVEL YANG TELAH DITETAPKAN DENGAN MEMPERHATIKAN KISI-KISI MATERI DIATAS<br />
</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">PELAKSANAAN UAS DIMULAI PKL. 13.30 - SELESAI DAN MASING-MASING PESERTA DIBERIKAN WAKTU UJIAN 5 - 10 MENIT.</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br />
</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"> </div><br />
<div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"> </div><br />
<div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"> </div><br />
<br />
PELANGI SASTRAhttp://www.blogger.com/profile/06437480198881859136noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-5568427967012103598.post-33885681397252154412010-08-04T05:48:00.001-07:002010-08-04T05:48:44.554-07:00kenangan cintaku di Tihulesy ( 17 mey 2010 )“Kenangan Cintaku di Tihulesy “ 17 mey 2010<br />
<br />
Kenangan yang terhanyut oleh arus waktu<br />
Yang telah membawanya pergi jauh<br />
Ternyata masih terkunci rapat di sini<br />
<br />
Mengapa kengangan itu bagai sebuah pahatan dipohon<br />
Yang kan slalu terukir hingga di ujung waktu?<br />
Bagai kristal yang sekali jatuh......... hanya menyisahkan kepingan kepedihan<br />
Dan luka sayatan yang teramat sangat<br />
<br />
Oh Tuhan........... hapuskan semua kenangan itu<br />
Seperti ombak-Mu yang Kau hempaskan di pesisir pantai<br />
Menghapus bersih bangunan kastil dari pasir yang telah indah terbangun<br />
Terganti akan keindahan isi laut-Mu<br />
Dan biarkan aku mengambil kerang terindah-Mu<br />
Kan kutiup dengan penuh harapku<br />
<br />
Mengenalmu adalah satu warna,...... memaknai hadirmu pun adalah warna<br />
Warna-warni saat benak dan pikirku penuh oleh namamu<br />
<br />
Di pasir itu kulukis wajahmu, kadang hilang tersapu ombak<br />
Kadang pula terhapus kepiting yang lalu lalang<br />
<br />
Sejauh mana ku sanggup berlari menjahuimu............<br />
Terengah lelah sepi dan gundah<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Untuk-Mu sayangku<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Karya<br />
<br />
Agustinus, Edwin. BesitimurPELANGI SASTRAhttp://www.blogger.com/profile/06437480198881859136noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5568427967012103598.post-87501400716980769692010-08-02T02:00:00.001-07:002010-08-02T02:00:49.936-07:00Angkatan 1980 <br />
Karya sastra di Indonesia pada kurun waktu setelah tahun 1980, ditandai dengan banyaknya roman percintaan, dengan sastrawan wanita yang menonjol pada masa tersebut yaitu Marga T. Karya sastra Indonesia pada masa angkatan ini tersebar luas diberbagai majalah dan penerbitan umum.<br />
Beberapa sastrawan yang dapat mewakili angkatan dekade 1980-an ini antara lain adalah: Remy Sylado, Yudistira Ardinugraha, Noorca Mahendra, Seno Gumira Ajidarma, Pipiet Senja, Kurniawan Junaidi, Ahmad Fahrawie, Micky Hidayat, Arifin Noor Hasby, Tarman Effendi Tarsyad, Noor Aini Cahya Khairani, dan Tajuddin Noor Ganie.<br />
Nh. Dini (Nurhayati Dini) adalah sastrawan wanita Indonesia lain yang menonjol pada dekade 1980-an dengan beberapa karyanya antara lain: Pada Sebuah Kapal, Namaku Hiroko, La Barka, Pertemuan Dua Hati, dan Hati Yang Damai. Salah satu ciri khas yang menonjol pada novel-novel yang ditulisnya adalah kuatnya pengaruh dari budaya barat, di mana tokoh utama biasanya mempunyai konflik dengan pemikiran timur.<br />
Mira W dan Marga T adalah dua sastrawan wanita Indonesia yang menonjol dengan fiksi romantis yang menjadi ciri-ciri novel mereka. Pada umumnya, tokoh utama dalam novel mereka adalah wanita. Bertolak belakang dengan novel-novel Balai Pustaka yang masih dipengaruhi oleh sastra Eropa abad ke-19 dimana tokoh utama selalu dimatikan untuk menonjolkan rasa romantisme dan idealisme, karya-karya pada era 1980-an biasanya selalu mengalahkan peran antagonisnya.<br />
Namun yang tak boleh dilupakan, pada era 1980-an ini juga tumbuh sastra yang beraliran pop, yaitu lahirnya sejumlah novel populer yang dipelopori oleh Hilman Hariwijaya dengan serial Lupusnya. Justru dari kemasan yang ngepop inilah diyakini tumbuh generasi gemar baca yang kemudian tertarik membaca karya-karya yang lebih berat.<br />
Ada nama-nama terkenal muncul dari komunitas Wanita Penulis Indonesia yang dikomandani Titie Said, antara lain: La Rose, Lastri Fardhani, Diah Hadaning, Yvonne de Fretes, dan Oka Rusmini.<br />
<br />
Penulis dan Karya Sastra Angkatan 1980 - 1990an<br />
• Ahmadun Yosi Herfanda <br />
o Ladang Hijau (1980)<br />
o Sajak Penari (1990)<br />
o Sebelum Tertawa Dilarang (1997)<br />
o Fragmen-fragmen Kekalahan (1997)<br />
o Sembahyang Rumputan (1997)<br />
<br />
• Y.B Mangunwijaya <br />
o Burung-burung Manyar (1981)<br />
• Darman Moenir <br />
o Bako (1983)<br />
o Dendang (1988)<br />
• Budi Darma <br />
o Olenka (1983)<br />
o Rafilus (1988)<br />
• Sindhunata <br />
o Anak Bajang Menggiring Angin (1984)<br />
• Arswendo Atmowiloto <br />
o Canting (1986)<br />
• Hilman Hariwijaya <br />
o Lupus - 28 novel (1986-2007)<br />
o Lupus Kecil - 13 novel (1989-2003)<br />
o Olga Sepatu Roda (1992)<br />
o Lupus ABG - 11 novel (1995-2005)<br />
• Dorothea Rosa Herliany <br />
o Nyanyian Gaduh (1987)<br />
o Matahari yang Mengalir (1990)<br />
o Kepompong Sunyi (1993)<br />
o Nikah Ilalang (1995)<br />
o Mimpi Gugur Daun Zaitun (1999)<br />
• Gustaf Rizal <br />
o Segi Empat Patah Sisi (1990)<br />
o Segi Tiga Lepas Kaki (1991)<br />
o Ben (1992)<br />
o Kemilau Cahaya dan Perempuan Buta (1999)<br />
• Remy Sylado <br />
o Ca Bau Kan (1999)<br />
o Kerudung Merah Kirmizi (2002)<br />
• Afrizal Malna <br />
o Tonggak Puisi Indonesia Modern 4 (1987)<br />
o Yang Berdiam Dalam Mikropon (1990)<br />
o Cerpen-cerpen Nusantara Mutakhir (1991)<br />
o Dinamika Budaya dan Politik (1991)<br />
o Arsitektur Hujan (1995)<br />
o Pistol Perdamaian (1996)<br />
o Kalung dari Teman (1998)<br />
<br />
Aliran Angkatan 80 <br />
Romantisme dan idealisme,<br />
Namun yang tak boleh dilupakan, pada era 80-an ini juga tumbuh sastra yang beraliran pop (tetapi tetap sah disebut sastra, jika sastra dianggap sebagai salah satu alat komunikasi), yaitu lahirnya sejumlah novel populer yang dipelopori oleh Hilman dengan Serial Lupus-nya. Justru dari kemasan yang ngepop inilah diyakini tumbuh generasi gemar baca yang kemudian tertarik membaca karya-karya yang lebih "berat".<br />
<br />
<br />
Nama : 1. Elva Ferdinandus (2005-35-116)<br />
2. Resmini (2006-35-045)<br />
3. Ruth Hehakaya (2008-35-028)<br />
4. Fence Poceratu (2006-35- 019)PELANGI SASTRAhttp://www.blogger.com/profile/06437480198881859136noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-5568427967012103598.post-17291263325137358722010-07-30T06:45:00.000-07:002010-07-30T06:45:33.307-07:00tugas mid SP teori sastraTUGAS MIT Semester Pendek<br />
TEORI SASTRA<br />
<br />
<br />
Judul : Cinderela in Paris<br />
Karangan : Sari Musdar<br />
Penerbit : Human Books<br />
Jumlah halaman : 293 Halaman<br />
Isi : 286 Isi<br />
Nama : Jolanda C Kewere<br />
Nim : 2008-35-035<br />
<br />
<br />
FAKULTAS KEGURUAN dan ILMU PENDIDIKAN<br />
PROGRAM STUDI BAHASA dan SASTRA INDONESIA<br />
UNIVERSITAS PATTIMURA <br />
AMBON<br />
2010<br />
<br />
<br />
Unsur intrinsik terdiri dari :<br />
- Plot : jalan cerita atau runtutan peristiwa<br />
- Tema : gagasan sentral, ide pokok, atau inti cerita<br />
- Latar atau setting : tempat, waktu dan suasana dari sebuah cerita<br />
- Penokohan/karakteristik (perwatakan) : sifat seseorang<br />
- Sudut pandang : teknik, cara pengarang dengan menggunakan gaya bahasa<br />
tertentu. <br />
<br />
<br />
<br />
• SINOPSIS<br />
<br />
Cinderella In Paris<br />
Sepenggal Kisah si pejuang cinta<br />
<br />
Di usianya yang menginjak dua puluh delapan tahun, Saras Ratiban baru menyadari status single ternyata kurang menguntungkan di masyarakat Indonesia. Berdasarkan fakta temuannya itu dan data statistic usia menikah di keluarganya, takut dicap perawan tua, Saras berusaha dengan segala cara, baik cara yang masuk akal yang Ia pelajari dari majalah-majalah wanita maupun cara-cara yang di luar nalarnya sebagai perempuan yang selalu berpikir logis.<br />
Tiga tahun setelah usahanya yang cukup gigih tanpa ada tanda-tanda keberhasilan, dia berada dalam puncak kejenuhan. Saras memutuskan untuk memulai perjalanan sebagai backpacker ke Eropa bersama sahabat yang baru dikenalnya satu tahun terakhir di tempat kursus. Perjalanan itu benar-benar intermeso dalam hidupnya yang menyenangkan dan penuh pertualangan, setidaknya sebelum sahabatnya Vany berubah menjadi frenemy,teman tapi musuh. Di tengah kesedihan karena dikhianati seseorang yang selama setahun menjadi tempat curhatnya itu, secara tidak sengaja saat berusaha menghindar dari kejaran pelukis jalanan di Montmartre, dia melakukan tindakan nekat yang membuatnya bertemu dengan Stephane.<br />
Tekanan sosial yang sangat tinggi di Indonesia pada perempuanusia 30-an yang belum menikah, kisah cinta yang berliku-liku dan bertemu beberapa lelaki yang hanya menambah kekecewaanya akan cinta serta harapannya yang tidak kunjung menjadi kenyataan, membuat Ia nyaris mencoba bunuh diri.<br />
Hingga akhirnya Saras belajar untuk pasrah dan ikhlas, dan sadar, sama seperti kesalahan yang banyak dilakukan perempuan. selama ini dia mengejar hubungan hanya karena impian ingin segera menikah dan melenyapkan status “perawan tua” dan bukannya karena ingin mengejar kebahagiaan sejati. Di saat kepasrahan yang dalam, semangat menikmati hidup dan memahami arti kebahagiaan sejati itulah, Ia bertemu dengan lelaki dari masa lalunya. Lelaki yang akhirnya Ia sadari telah dikirim Tuhan untuk menjadi pasangan hidupnya. Kebahagiaan yang selama ini dia nanti-nantikan akhirnya datang juga. Saras menikah dengan Stephane saat 7 bulan yang lalu ketika bertemu di taman Parc de Sceaux.<br />
<br />
<br />
<br />
Alur atau Plot<br />
Alur yang terdapat dalam novel Cinderella in Paris adalah : alur maju<br />
Disini menggambarkan kisah perjuangan cinta seorang wanita muda yang Tomboy (Saras Ratiban). Usia yang ke-28 membuat Saras terkejut karena belum mendapat pendamping hidup. Wajah dan penampilan awet mudanya membuat dia alpa dalam melihat usia. Dalam pencarian cintanya banyak sekali usaha-usaha yang dilakukan mulai dari membaca majalah-majalah wanita, cara berdandan, bagaimana berpenampilan menarik, sampai mengikuti saran-saran tentang membina hubungan, bagaimana cara mendapat dan menemukan jodoh, serta segala informasi tentang pria.<br />
Perkenalan demi perkenalan sampai pada kencanpun Saras selalu gagal. Pada suatu ketika Saras ingin menjenguk kakaknya di Paris, tapi karena sahabat barunya Vany ingin ikut, maka Saras pun mengubah rencana untuk mengunjungi Belanda, Brussel dan Jerman. Dalam pesawat yang ditumpanginya, Ia bertemu dengan pria bule dari New Zealand (Andrew) yang baik hati dan cepat akrab. Di Belanda banyak sekali pria-pria bule yang sangat dekat dengan mereka berdua terutama Saras. Salah satunya Anthony (Los Angels). Setelah di Belanda Saras dan Vany pergi ke Brussel.setelah sampai mereka pun jalan-jalan di taman bersama Faridi lelaki asal Afganistan kenalan mereka saat di dalam kereta. Hal yang sama selalu dilakukanya bersama pria-pria yang baru dikenalnya di Brussel.<br />
Beberapa kemudian Saras ke Prancis bertemu kakaknya. Ketika Saras naik metro ke rumah kakaknya, Ia bertemu dengan Stephane. Pertemuan ini membuatku senang karena tanpa kesengajaan kita selalu bertemu. Saras pun diajaknya jalan-jalan. Mereka kelihatan mesra dan serasi sekali. Dan ternyata Saras jatuh hati kepada Stephane. <br />
Saras kembali lagi ke Indonesia dan bekerja. Sejak april 2007 Saras mulai jarang berkomunikasi dengan Stephane ketika Dia tahu Saras gagal mendapat beasiswa kedutaan Prancis. Di Indonesia pun Saras terus melakukan PDKT dengan pria-pria bule maupun non bule. Setelah Saras selesai masa kontrak kerja, kedutaan Australia memberikan visa turis selama 3 bulan. Saras melakukan perjalanan dari Jakarta-Denpasar-Darwin. Setelah sampai dia pun menginap dirumah kakaknya (Melbourne). Disana dia berkencan dengan 6 pria yang masuk dalam situsnya. Awal kencan sangat menarik, tapi pada akhirnya semua pria yang berkencan dengannya tak ada kabar sama sekali & mengecewakan.<br />
Saras kembali ke Granada untuk menjejakkan kakinya di Universitas de Granada selama 3 tahun. Saras tidak berharap lagi untuk bertemu dengan Stephane. Karena Stephane pasti sudah bekerja di konsultat Prancis di Hongkong. Saras sudah beberapa kali mengunjungi kafe tempat dia dan Stephane pertama kali bertemu. Unjung mata kanannya seperti melihat sosok Stephane berbelok dan menghilang dikerumunan jalan kecil. Tiba-tiba Saras ingin sekali ke Parc de Sceaux tempat dia terakhir kali bersama Stephane. Bergegas Saras berjalan kearah taman tersebut melintasi jalan Houdar. Sesampai disana Ia benar-benar ingin melupakan Stephane. Tetapi samar-samar Saras mendenar suara Stephane dari arah belakangnya. Penasaran Saras pun menoleh memastikan ini bukan halusinasinya. Tetapi dia bener-benar melihat sosok Stephane. Namun aku tidak terlalu yakin, karena mungkin saja ini terjadi karena aku belum bias melupakannya. Saras ?... Stephane memanggilku ? oh,,,tidak itu benar Stephane “gerutuku dalam hati” aku pun menoleh pelan-pelan kearah tersebut. Kupandangi pria itu,,,ingin rasanya ku peluk erat-erat, menaruh kepala ku dipundaknya dan tersenyum pada dunia. Tapi aku diam, tidak beranjak sedikitpun. Apakah dia masih menyimpan perasaan kepada ku ? setelah lebih dari 2 tahun tak pernah menghubungi ku. Air mata pun membasahi pipiku dan Stephanelah yang menghapusnya. Ternyata Stephane sedang mengikuti seminar Uni Eropa di Brussel dan menyempatkan untuk singgah di Paris 2 hari. Ternyat Stephane dating ke taman ini berharap ada keajaiban Tuhan untuk mempertemukan mereka. Dengan pertemuan inilah, akhirnya Saras menemukan cinta sejatinya. Mereka pun menikah dengan berpakaian ala Jawa dan hidup bahagia. <br />
<br />
<br />
<br />
TEMA ……………<br />
“ Kehidupan seorang perempuan yang beralih ke masa dewasa dalam usaha mencapai kebahagiaan “<br />
<br />
<br />
<br />
LATAR atau SETTING …………..<br />
1. Rumah Saras (Bab I paragraph 2)<br />
Saras mulai curiga muka baby facenya akibat kutukan lagu forever young sering dia nyanyikan berulang-ulang dengan lantang di kamar sambil memegang sapu lidi sebagai mikrofon dan berjingkrak-jingkrak diatas tempat tidur.<br />
2. Kantornya Saras (Bab I paragraph 10)<br />
Saras mencongokkan kepala dari lubang kaca ukuran 30x30 cm dipintu kantor.<br />
3. Kampus UNPAD (Bab 2 paragraf 28)<br />
Tanggal 28 Agustus Saras ke kampus untuk pertama kalinya melakukan registrasi ulang.<br />
4. Tempat kost I (Bab 2 paragraf 54)<br />
Selesai kuliah hokum adat, Saras bergegas ke tempat kost yang lama di Dago Timur untuk membereskan kamarnya, tetapi sudah kosong<br />
5. Desa Pasigaran Sumendang (Bab 2 paragraf 62)<br />
Program KKN di desa-desa sekitar kabupaten Bandung. Saras masuk dalam grup untuk penempatan di desa pasigaran. Kelompoknya terdiri dari beberapa mahasiswa MIPA<br />
<br />
<br />
6. Rumah Pak Kuwu kepala desa (Bab 2 paragraf 66 baris 4,5)<br />
Mahasiswa perempuan menumpang tidur disalah satu kamar. Kemudian mandi, buang hajat dan sarapan pagi semuanya di rumah pak Kuwu<br />
7. Tempat kost II (Bab 2 paragraf 96)<br />
Banu meminjam buku catatan dari Saras, Saras memberikannya dengan catatan Banu harus mengembalikannya entar sore.<br />
8. Di dalam pesawat KIM 810 (Bab 3 paragraf 28)<br />
a. Saras dan temanya Vany melakukan perjalanan dari Cingkareng menuju Belanda. Vany memilih duduk didepan jendela, karena dia yang memesan tempat duduk, sedangkan Saras duduk di kursi tengah, bersebelahan dengan bapak separuh baya.<br />
b. Pertemuan antara Saras, Vany dan Andrew (New Zealand)sebelum berpisah mereka foto bersama<br />
9. Hotel Avenue Amsterdam (Bab 4 paragraf 27 baris terakhir)<br />
Akhirnya mereka pun mendapatkan hotel ini setelah berjam-jam mencari tempat peristirahatan. Mereka pun mengguyurkan tubuh lelah dengan air hangat, meluruskan punggung mereka dan merasakan nyamanya satu kamar<br />
10. Kafe Harf (Bab 4 paragraf 30-40)<br />
Perkenalan antara Harf penjaga kafe dengan Saras dan Vany ketika diajak minum teh mint gratis<br />
11. Stasiun Marne La Valee (Bab 6 paragraf 14)<br />
Pertemuan antara Saras, Vany dengan keluarga Saras (kakak perempuan) yang sudah menunggu<br />
12. Rumah keluarga Stefano (Bab 7 paragraf 69)<br />
Saras makan bersama keluarga Stefano, kakak perempuannya, keponakannya Nolan dan ibunya Stefano pada pukul 7 malam<br />
13. lantai 1 gedung “ Jakarta Eye Center “ (Bab 9 paragraf 4 baris 7&8)<br />
jam 16.00 aku sudah terbaring diruang operasi. Walaupun aku sudah dibius beberapa kali di mataku, badanku menggigil karena gagal memerangi rasa takut<br />
14. Mall Pondok Indah (Bab 9 paragraf 12&13)<br />
Pukul 18.20 aku akan berkencan dengan Stefano. Aku sudah sampai didepan pronto. Aku melangkah dengan hati-hati dan perlahan supaya tidak tersandung karena sudah ku lepaskan kaca mata minus 4 ku.<br />
15. Rumah Bu Sito, tempat penyembuhan (Bab 9 paragraf 22)<br />
Saat aku tiba dirumahnya bu Sito, sudah banyak pasien yang kebanyakan ibu-ibu duduk di kursi plastik yang dijajarkan rapi di garasi<br />
16. Lobby Pacific Place (Bab 111110 paragraf 14,16)<br />
Jam 17.30 di hari sabtu aku sudah tiba di Lobby yang megah dan mewah tersebut.tiba-tiba telefon selulerku berbunyi. Ternyat Philips menelefonku. Ketika aku melihat kedepan ternyat kita saling berhadapan<br />
17. Kafe Pisa Citos (Bab 10 paragraf 24)<br />
Pertemuan kedua antara aku dan Philips<br />
18. Jalan Ligon, pusat Melbourne (Bab 11 paragraf 42)<br />
Kencan pertama Saras dan Joe sekaligus makan malam bersama<br />
19. Pantai Port Melbourne (Bab 11 paragraf 64)<br />
Dia mengajakku menghabiskan siang yang panas menyengat di pantai Port Melbourne. Pantai yang mengobati kerinduannya pada keluarganya<br />
20. Restouran Nando (Bab 11 paragraf 69)<br />
Kami makan atau menikmati ayam pedas bumbu Portugis dengan bubuk peri-peri merica yang berhasil membuat lidahku bergoyang-goyang<br />
21. Stasiun kereta Sout Yarra (Bab 11 paragraf 70)<br />
Disinilah Saras dan Andrew bertemu<br />
22. Lobby Hotel Crown (Bab 11 paragraf 117)<br />
Kami melihat pertunjukan lampu hias bertema natal yang dipamerkan 2 jam sekali<br />
23. Sante Buffet (Bab 11paragraf 117)<br />
Saras dan Andrew makan siang bersama<br />
24. Melbuorne Aquatic jalan Flinder (Bab 12 paragraf 27)<br />
Josh Scolari mengajak Saras kencan, melihat atraksi penguin dan ikan-ikan laut khas Australia<br />
25. Taman Royal Botanic (Bab 12 paragraf 40)<br />
Pertemuan berikutnya Saras dan Josh menonton film<br />
26. Granada, Rheims Prancis (Bab 15 paragraf 21)<br />
2 Universitas yang aku tempuh saat kuliah 4 semester<br />
27. Tokoh parfum “Sephora” (Bab 16 paragraf 3-4)<br />
Saras ditawarkan bekerja di toko ini oleh teman kakaknya di BTS dulu, yang sekarang menjadi menejer di toko tersebut<br />
28. Taman Parc de Sceaux (Bab 16 paragraf 34-40)<br />
Saras menghirup dalam-dalam setiap kubik oksigen Parc de Sceaux karena ini adalah yang terakhir Saras melihat taman tersebut. Dan disinilah Saras bertemu Stephane lelaki yang sangat dia cintai.<br />
<br />
<br />
<br />
Penokohan dan Perwatakan ………..<br />
<br />
1. Saras Ratiban (baik hati, polos, tomboy, kurang percaya diri)<br />
- Tomboy (Bab 1 paragraf 7 baris 5); Saras lebih senang bermain bola dan kejar-kejaran polisi dari pada bermain boneka<br />
- Kurang percaya diri (Bab 1 paragraf 12 baris 4); manis ? citraku sebagai Saras Ratiban sama sekali jauh dari kesan perempuan manis yang diidam-idamkan banyak pria<br />
- Polos (Bab 1 paragraf 15 baris 2); sebenarnya tampilan gue lumayan manis loh? Gue ngga gemuk, ngga berkawat gigi, kulit kuning langsat tanpa jerawatan. Kalau senyum manis jua<br />
2. Mbak Narandita,kakak ke-2 Saras (baik hati, Bab 1 paragraf 22 baris 2&3)<br />
Kakak kedua ku itu adalah : fashion stylist ku sejak aku menginjak remaja. Mbak tahu persis pakaian seperti apa yang bias membuat ku lebih menarik<br />
3. Fina & Tiwi (sahabat Saras); kurang berperan<br />
4. Vany, sahabat baru Saras di tempat kursus Prancis di CCF (awalnya baik namun licik)Bab 7 paragraf 49<br />
Sudah dicomblangi dengan Harf, masih saja agresif menggoda Tony di pagi hari setelah berkencan dengan Harf. Di Bossel dia menggoda Ahmad&Sant yang mendekati ku<br />
5. Ibu Saras (baik hati dan tetap pendirian) Bab 2 paragraf 24 ; ibu tidak mau tahu pokoknya kamu harus cari pria Jawa. Jangan menyerah dulu sebelum berusaha<br />
6. Anneke, mahasiswa Universitas Amsterdam. (seorang kasir yang baik hati dan ramah) Bab 4 paragraf 6 baris 5; gadis ini tahu dengan tepat dimana Hostel Bob berada. Bahkan tanpa diminta dia pun menggambarkan denah dari kafe ini ke Hostel Bob<br />
7. Bungky, temannya Saras waktu KKN (baik hati, pejuang) Bab 2 paragraf 83. Selesai Bungky menyanyi, dia menatap ku dengan penuh harapan untuk mendapatkan cinta ku<br />
8. Bu Danti, manager keuangan dan administrasi (sedikit ramah&baik hati) Bab 3 paragraf 19 baris 8,9 ; ibu Danti berusaha menahanku dengan mengiming-iming kenaikan gaji dan ber4usaha agar Saras tidak keluar dari pekerjaannya<br />
9. Remo (hijrah dari Mesir, baik hati) Bab 4 paragraf 38 ;Remo memandu kami menyusuri jalan kecil disamping Madame Tusaud dan mentraktir kami makan <br />
10. Hraf, penjaga kafe (baik hati, menyukai vany) Bab 4 paragraf 30; Harf memberikan minuman the mint gratis kepada Saras dan Vany<br />
11. Tony, seorang creative director diperusahan periklanann (baik hati, menyukai Saras) Bab 4 paragraf 85-89; Tony dan Saras asyik makan sereal sambil mengobrol tentang pekerjaan masing-masing, dan Tony merasa care dengan Saras<br />
12. Ahmad, pemandu wisata (baik hati dan sedikit gombal) Bab 5 paragraf 16; dengan sukarela Ahmad menjadi pemandu wisata pribadi bagi Saras dan Vany. Dia mengajak kami ke salah satu objek wisata terkenal di Brussel, Granplace. Kemudian kami singgah di kedai kopi kuliner untuk mencicipi makanan Yunani, Maroko, Turki dan Mediterania<br />
13. Takeshi, penumpang kereta trier (baik dan sedikit kegenitan) Bab 7 paragraf 47<br />
14. Stefano (mantan pacar Saras, baik hati) Bab 7 paragraf 54-70; ketika bertemu Saras Stef langsung mencium pipi kiri kanan Saras dan membawanya ke rumah<br />
15. Stephane (cepat akrab, baik hati&bersahabat) Bab 8 paragraf 63-70; stephane telah membantu Saras bebas dari Alex seorang pelukis jalanan. Stephane juga mengajak Saras pergi jalan-jalan ke tempat persembunyian di selatan Paris<br />
16. Dokter Purba (ramah,baik hati) Bab 9 paragraf6-9; hmm,,,,nggak sakit, Cuma sebentar kata dokter menenangkan ku, jangan kedip dulu matanya, kata dokter setelah memasukin alat di kelopak<br />
17. Bu Sito,seorang tukang pijit (baik hati, ramah) Bab 9 paragraf 35-36; aku seperti terhempas di tempat tidur saat mendengar suaranya yang lembut. Dia selalu ramah kepada setiap orang<br />
18. Phillips, kenalan dari frenster (Bab 10 paragraf 7-11) awalnya baik tapi pada akhirnya hanya pria pecundang<br />
19. Randy, kakak iparnya Saras (baik dan suka bercanda) Bab 11 paragraf 27-31<br />
20. Joe, teman situsnya Saras waktu di Melbourne (baik dan nyambung) Bab 11 paragraf 35<br />
21. Grant, teman kencan Saras yang ke-2 (baik dan sedikit nyambung)Bab 11 paragraf 47; Grant mengajak ku melihat kuda di Ranch dekat rumah ibunya, hiking di taman umum. Dia juga mempunyai hobi yang sama dengan ku<br />
22. Xavier teman kencan ke-3 asal Spanyol (baik, memiliki pemikiran luas) Bab 11 paragraf 63<br />
23. Andrew, teman kencan ke-4 (baik, perhatian, sopan) Bab 11 paragraf 71-112; hamper tidak ada tanda-tanda Ia menderita penyakit ADHD gangguan berupa kurangnya perhatian<br />
24. Simon, teman kencan ke-5 (ramah kepada semua orang, lucu) Bab 11 paragraf 117<br />
25. Josh Scolari (baik, romantis,tapi tidak tepati janji) Bab 12 paragraf 44&71-80’ Josh mengajak ku nonton di taman Royal. Dan ketika pulang Dia mengantar ku sampai di rumah. Sampai pada tanggal 25 Februari pukul 7 pagi di Southern Cross Josh mengingkari janjinya untuk ketemuan dan pergi ke Great Ocean bersama-sama<br />
26. Miss Daisy, seorang instruktur tari (lembut, ramah) Bab 12 paragraf 15-18<br />
<br />
27. Bu Sur 45 tahun, teman sekantornya Saras (cerewet, usil) Bab 13 paragraf 9; ah…anak-anak broken home biasanya sih nggak ada yang beres. Mungkin Nanit trauma menunda pernikahannya, padahal uda pacaran lama. Mungkin dikarenakan orang tuanya bercerai 5 tahun yang lalu. Bukan Cuma Nanit aku pun tidak luput dari ceritanya<br />
28. Analiz Lopes Tugores, sahabat lamanya Saras yang baik hati (Bab 15 paragraf 22)<br />
29. Louise & Marek, orang tuanya Stephane yang baik hati dramah<br />
<br />
<br />
<br />
Sudut Pandang<br />
Sudut pandang yang saya ambil; sudut pandang orang ke-3 yaitu serba tahu (diluar cerita). Karena di dalam judul novel Cinderella In Paris ini pengarang hanya memantau dari luar, kemudian pengarang menceritakan kisah kehidupan seorang wanita yang mencari cintanya, karena tidak mau dikatakan perawan tua karena sampai pada umur 28 tahun, belum-belum juga mendapatkan pasangan hidup. Disini pengarang menggambarkan bagaimana kita sebagai pembaca tidak boleh terlalu tergesa-gesa untuk mencari pasangan hidup, karena pada saat dan waktunya kita akan mendapatkan apa yang kita inginkan.PELANGI SASTRAhttp://www.blogger.com/profile/06437480198881859136noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-5568427967012103598.post-70149899957905479752010-07-29T02:25:00.001-07:002010-07-29T02:25:29.469-07:00Nama Kelompok Angkatan 2000 :<br />
1. Leisli Sapulette (2008-35-038)<br />
2. Risma Wenno (2006-35-015)<br />
3. Hertin Leiwakabessy (2006-35-018)<br />
<br />
ANGKATAN 2000<br />
<br />
A. Latar Belakang Lahirnya Angkatan 2000<br />
Setelah wacana tentang lahirnya sastrawan Angkatan Reformasi muncul,namun tidak berhasil dikukuhkan karena tidak memiliki ‘Juru bicara’ . Korrie Layun Rampan pada tahun 2002 melempar wacana tentang lahirnya sastrawan Angkatan 2000. Sebuah buku tebal yang diterbitkan oleh Gramedia,Jakarta tahun 2002,seratus lebih penyaiir,cerpennis,novelis,esais dan kritikus sastra dimasukan Korrie ke dalam Angkatan 2000,termasuk mereka yang sudah mulai menulis sejak tahun 1980-an,seperti Afrisal Malna,Abmadun Yossi Herfanda dan Seno Gumira Ajidarma. Serta yang muncul pada akhir tahun 1990-an seperti Ayu Utami dan Dorothea Rosa Herliany. Menurut Korrie,Afrisal Malna melansir estetik baru yang digali dari sifat missal benda-benda dan manusia yang dihubungkan dengan peristiwa tertentu dari interaksi missal.<br />
Setelah terjadi reformasi,ruang gerak masyarakat pada awalnya merasa selalu dibekap dan terganjal oleh gaya pemerintahan Orde Baru yang represif tiba-tiba memperoleh saluran kebebasan yang leluasa.<br />
Kesusastraan seperti dalam sebuah pentas terbuka dan luas. Para pemainnya boleh berbuat dan melakukan apa saja namun ada suasana tertentu yang mematangkannya. Angkatan 2000 adalah nama yang diberikan oleh Korrie Layun Rampan. Ada sejumlah pengarang yang melahirkan wawasan estetik baru pada tahun 1990-an dan tokoh-tokoh Angkatan ini adalah:<br />
1. Afrisal Malna<br />
2. Seno Gumira Ajidarma<br />
3. Ayu Utami<br />
<br />
B. Peristiwa-Peristiwa Penting Angkatan 2000<br />
1. Terbitnya Jurnal Cerpen (2002),oleh Joni Ariadinata,dkk.<br />
2. Lomba Sayembata Menulis Novel,Dewan Kesenian Jakarta (2003).<br />
3. Festival Seni Surabaya (2005).<br />
4. Kongres cerpen yang dilaksanakan secara berkala 2 tahun sekali.<br />
5. Cybersastra.<br />
<br />
C. Ciri-Ciri Angkatan 2000<br />
1. Pilihan kata diambil dari bahasa sehari-hari yang disebut bahasa ‘kerakyatjelataan’.<br />
2. Revolusi tipografi atau tata wajah yang bebas aturan dan cenderung ke puisi konkret.<br />
3. Penggunaan estetika baru yang disebut “antromofisme” (gaya bahasa berupa penggantian tokoh manusia sebagai ‘aku lirik’ dengan benda-benda)<br />
4. Karya-karyanya profetik (keagamaan/religius) dengan kecenderungan menciptakan penggambaran yang lebih konkret melalui alam.<br />
5. Kritik social juga muncul lebih keras.<br />
<br />
D. Penyair dan Karya-Karyanya<br />
1. Afrisal Malna<br />
Karya-karyanya adalah:<br />
Sajak : a. Abad yang Berlari (1984)<br />
b. Mitis-Mitis Kecemasan (1985)<br />
c. Yang Berdiam dalam Mikropon (1990)<br />
d. Arsitek Hujan (1995)<br />
e. Kacung dari Taman (1999)<br />
f. Yang tak Bersih (2000)<br />
<br />
2. Seno Gumira Ajidarma<br />
Karya-karyanya adalah:<br />
Sajak : a. Granat dan Dinamit (1975)<br />
b. Mati Mati Mati (1975)<br />
c. Bayi Mati (1978)<br />
Cerpen : a. Manusia Kamar(1987)<br />
b. Saksi Mata (1994)<br />
c. Sebuah Pertanyaan Untuk Cinta (1996)<br />
d. Negeri Kabut (1996)<br />
e. Atas Nama Cinta (1996)<br />
f. Wisanneni Sang Buronan (2000)<br />
<br />
3. Ayu Utami<br />
Karya-karyanya adalah:<br />
Novel :a. Zaman (2000)<br />
b. Larung (lanjutan dari cerita Zaman)<br />
<br />
4. Dorothea Rosa Herliany<br />
Karya-karyanya adalah:<br />
Puisi : a. Mimpi Gugur Daun Zaitun (1999)<br />
<br />
5. Gustaf Sakai<br />
Karya-karyanya adalah:<br />
Puisi : a. Sangkar Daging (1997)<br />
Novel : tembo ; Sebuah Pertemuan (2000)<br />
Cerpen : a. Lelaki Bermantel<br />
b. Perantau<br />
c. Gadis Terindah<br />
d. 707 Lidah Emas<br />
e. Belatung<br />
f. Hilangnya Malam<br />
g. Jajak Yang Kekal<br />
h. Kami Lepas Anak Kami<br />
i. Tok Sakat<br />
j. Kota Tiga Kota<br />
k. Sumur<br />
l. Stafani dan Stefanny<br />
<br />
6. Djaenar Maesa Ayu<br />
Karya-karyanya adalah:<br />
Cerpen : a. Mereka Bilang Saya Monyet (2002)<br />
b. Jangan Main-Main (dengan kelaminmu) (2004)<br />
c. Cerita Cinta Pendek (2006)<br />
d. Menyusu Ayah (20020<br />
e. SMS (2001)<br />
f. Nayla (2003)<br />
<br />
7. Eka Kurniawan<br />
Karya-karyanya adalah:<br />
Novel : a. Cantik Itu Luka (2002)<br />
b. Lelaki Harimau (2004)<br />
Cerpen : Cinta Tak Ada Mati (2005)<br />
<br />
8. Dewi Lestari<br />
Karyanya : Supernova (2001)<br />
<br />
9. Taufik Ikram Djamil<br />
Karya-karyanya adalah :<br />
Novel :Hempasan Gelombang (1999)<br />
<br />
10. Korrie Layun Rampan<br />
Karya-karyanya adalah :<br />
Novel : Perawan (2000)<br />
<br />
11. Habiburrahman El Shirazy<br />
Karya-karyanya adalah :<br />
a. Ayat-Ayat Cinta (2004)<br />
b. Di atas Sejadah Cinta (2004)<br />
c. Ketika Cinta Berbuah Surga (2005)<br />
d. Pudarnya Pesona Cleopatra (2005)<br />
e. Dalam Mihrab Cinta (2007)<br />
<br />
12. Andrea Hirata<br />
Karya-karyanya adalah :<br />
a. Laskar Pelangi<br />
b. Sang Pemimpi (2005)<br />
c. Edensor (2007)<br />
d. Maryamah Karpov (2008)<br />
e. Padang Bulan (2010)<br />
f. Cinta Dalam Gelas (2010)<br />
<br />
Contoh karya sastra :<br />
Negeri Bencana<br />
<br />
alangkah giris lagu hujan, musim yang<br />
terlalu cepat menyeberangi tanahtanah<br />
pecah dan padang tandus. kunikmati<br />
kehangatan rindu yang berhamburan<br />
bersama uap hujan<br />
<br />
tapi tak bisa kurasakan tanah bencana<br />
mangkukmangkuk bubur diaaduk debu. Dan<br />
burung bangkai yang tak sabar menunggu.<br />
<br />
tak tak bisa kurasakan tubuh yang<br />
gemetar. Tulangtulang gemerutuk dan<br />
pasirpaasir yang tiba-tiba berdarah<br />
<br />
dengarlah angin; ia tak lagi menerbangkan<br />
debudebu, tapi bau daging saudaramu<br />
<br />
[Dari : Mimpi Gugur Daun Zaitun, 1999].PELANGI SASTRAhttp://www.blogger.com/profile/06437480198881859136noreply@blogger.com5tag:blogger.com,1999:blog-5568427967012103598.post-78042744518802220392010-07-29T02:17:00.000-07:002010-07-29T02:17:59.501-07:00ANGKATAN 70<br />
1. LATAR BELAKANG<br />
Istilah ini pertama kali diperkenalkan oleh Dami N. Toda. Menurut Dami angkatan 70 dimulai dengan novel-novel Iwan Simatupang, yang jelas punya wawasan estetika novel tersendiri. Dalam angkatan 70-an mulai bergesernya sikap berpikir dan bertindak dalam menghasilkan wawasan estetik dalam menghasilkan karya sastra bercorak baru baik dibidang puisi , prosa maupun drama.<br />
<br />
2. CIRI-CIRI ANGKATAN 70<br />
Angkatan ini di dominasi oleh karya sastra puisi, prosa dan drama.<br />
<br />
3. PENGARANG DAN PERISTIWA PENTING<br />
Pada massa ini tidak ada peristiwa besar yang terjadi seperti pada angkatan 45 dan angkatan 66 tetapi bukan berarti sastra angkatan 70-an tanpa konsepsi. Konsepsi sastra masa ini dapat di katakan sebagai “protes” terhadap kepincangan-kepincangan masyarakat pada awal industrialisasi. Konsepsi ini dituangkan dalam karya-karya penuh eksprimen baik dalam bentuk maupun bahasa. Karya masa ini menunjukkan karakter yang berbeda dengan karya sastra sebelumnya. Pada angkatan ini lahirlah sebuah karya sastra dalam bidang puisi yang disebut sebagai puisi mbling. Pelopor utama puisi ini adalah Remy Sylado. Puisi berciri khas sebagai bentuk puisi yang lugu, apa adanya.<br />
<br />
Contoh puisi mbling :<br />
<br />
Rumus <br />
(Huda vanzgoef)<br />
Yang pendek<br />
Belum berarti bernapas pendek<br />
Buktinya : ateng<br />
<br />
<br />
<br />
4. CIRI-CIRI KARYA SASTRA ANGKATAN 70<br />
Pada masa ini para pengarang sangat bebas bereksprimen dalam penggunaan bahasa dan bentuk.<br />
<br />
a. Puisi <br />
Struktur Fisik <br />
1) Puisi bergaya mantera menggunakan sarana kepuitisan berupa : ulangan kata, frasa , atau kalimat. <br />
2) Puisi kongkret sebagai eksperimen <br />
3) Banyak menggunakan kata-kata daerah untu memberi kesan ekspresif<br />
4) Banyak menggunakan permainan bunyi<br />
5) Gaya penulisan yang prosais<br />
6) Menggunakan kata yang sebelumnya tabuh <br />
<br />
Struktur Temantik <br />
1) Protes terhadap kepincangan masyarakat pada awal industrialisasi <br />
2) Kesadaran bahwa aspek manusia merupakan subjek dan bukan obyek pembangunan<br />
3) Banyak mengungkapkan kehidupan batin religuis<br />
4) Cerita dan pelukisan bersifat alegoris atau parabel<br />
5) Perjuangan hak-hak asasi manusia : kebebasan, persamaan, pemerataan, dan terhindar dari pencemaran teknologi moderen<br />
6) Kritik sosial terhadap si kuat yang bertindak sewenang-wenang terhadap mereka yang lemah.<br />
<br />
b. Prosa dan Drama<br />
Struktur Fisik<br />
1. Melepaskan ciri konvensional menggunakan pola sastra “absurd” dalam tema dan alur serta tokoh maupun latar <br />
2. Menampakan ciri latar kedaerahan “warna lokal”<br />
Struktur Temantik<br />
1. Sosial : Politik , kemiskinan , dll.<br />
2. Kejiwaan ,<br />
3. Meta fisik.<br />
<br />
<br />
<br />
4. MEDIA<br />
Pada angkatan 70-an para penulis menggunakan media buku, majalah, maupun koran untuk mempublikasikan karya-karyanya.<br />
5. PENGARANG DAN KARYA SASTRA ANGKATAN 70<br />
1. Sutarji Calzoum Bachri<br />
Lahir 24 juni 1941 di rengat , riau. Pendidian terakhirnya adalah jurusan administrasi negara, fakultas sosial dan politik Universitas Padjadjaran Bandung.<br />
Puisi , O (1973) , Amuk (1977), Kapak (1979)<br />
<br />
<br />
2. Danarto<br />
Lahir 27 juni 1940 di mojowetan , Lulusan ASRI Yogyakarta tahun 1961.<br />
Cerpen Rintik (1968)<br />
Drama Obrong owok-owok Ebrang ewek-ewek (1976) dan Bel Geduwel (1976) dan Orang jawa naik haji (1984)<br />
<br />
<br />
3. Budi Darma<br />
Lahir 25 april 1937 di rembang , jawa tengah. Ia adalah dosen IKIP Surabaya .<br />
Novel Olenka (1983)<br />
<br />
4. Putu Wijaya<br />
Lahir di tabanan bali, 11 april 1944 menyelesaikan pendidikan di fakultas hukum UGD (1969).<br />
Novelnya Bila malam bertambah malam (1971).<br />
Dramanya Laut bernyanyi (1967), Anu (1974), Aduh (1975).<br />
<br />
5. Iwan Simatupang<br />
Lahir di sibolga , sumatera utara tanggal 18 november 1928. Berpendidikan HBS Medan fakultas kedokteran di Surabaya.<br />
Prosa Merahnya merah (roman)<br />
Kering (roman)<br />
Siarah (roman)<br />
<br />
6. Emha Ainun Najib<br />
Lahir 27 mei 1953 di jombang, jawa timur. Pendidikan di pondok pesantren gontor, SMA Yogya dan fakultas ekonomi UGM.<br />
<br />
<br />
Contoh puisi angkatan 70<br />
<br />
Pot<br />
Pot apa itu pot kaukah pot aku<br />
Pot pot pot<br />
Yang jawab pot pot pot pot kaukah pot itu<br />
Yang jawab pot pot pot pot kaukah pot aku<br />
Potapa potitu potkaukah potaku<br />
POT<br />
<br />
<br />
Nama : 1. Enggelina Raubun (2008-35-039)<br />
2. Martenci Rataleman (2007-35-020)<br />
3. Mariska Makapuan (2005-35-006)PELANGI SASTRAhttp://www.blogger.com/profile/06437480198881859136noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-5568427967012103598.post-86333686478389879982010-07-27T01:01:00.000-07:002010-07-27T01:01:59.592-07:00Demi Cintaku Pada-Mu1. SINOPSIS<br />
Demi Cintaku Pada-Mu<br />
Karangan : Wiwid Prasetyo<br />
Penerbit : Garailmu<br />
Jumlah Halaman : 281 halaman<br />
Tokoh : Ridwan, Umi hanif, Ayah, Ibu, Pak karyo Lampan, Anak kecil, <br />
Minarni, Asep, Pak RT, Mbah Salam, Arif, Bagas, Marni, Lurah <br />
Kali Gede, Sarpin, Kojak Codet, Perampok, Pak Gunorekso, <br />
Harto, Ustadz Fauzi, Pak Abdillah, Pak Sumyani, Ucok, Hamid.<br />
<br />
Sebuah novel kesejatian yang mencerminkan makna manusia, kehidupan dan Tuhan. Banyak hal yang akan kita temui setelah membaca novel pencerah hati yang lelah ini. Ridwan yang merupakan tokoh utama yang dilukiskan pengarang sangat taat dan patuh terhadap ajaran-ajaran agama yang dianutnya. Di babak kedua dalam novel ini menceritakan betapa baiknya Tuhan. Karena di balik kesusahan ada kemudahan. Kesusahan, penderitaan ketakutan dan teror yang mencekam seharian ternyata digantikan oleh sinar surya merekah di pagi yang cerah. Perkenalannya dengan umi hanif adalah suatu peristiwa yang tak terbayangkan sebelumnya. Tepat di langgar kayu pertemuan itu dimulai. Ridwan adalah seorang pribadi yang kuper. Jangankan kenalan dengan wanita, menatap wajah seorang wanita saja seperti getaran-getaran aneh yang merasuk ke dalam jiwa. Namun perasaan itu seperti tenggelam dan keinginan yang menggebu-gebu untuk bertemu kembali. Cinta adalah suatu bentuk keanehan nyata dan sungguh di luar jangkauan akal. Inilah cinta yang mula-mula, tak sanggup berlama-lama memandang dan perasaan malu yang berlebihan. Engkau adalah mutiara di tengah batu-batu kali yang penuh lumut, serta perhiasan paling berharga diantara berbagai perhiasan palsu dan imitasi yang dijual murahan. Penggarang sangat terlena dengan karya yang ditulisnya sehingga membuat pembaca seolah-olah terlena dan terharu. Sungguh semuanya hanya demi cintaku pada-Mu. Meskipun hidup apa adanya namun harus tetap bersyukur, karena rezeki yang banyak belum tentu menjamin kabahagiaan. Kata orang, cinta itu akan langgeng kalau sudah ada bukti dari cinta itu sendiri, yakni hadirnya seorang anak. Memberikan Shadaqah untuk memancing ridha Allah dilakukan Ridwan dan istrinya Umi. Dengan menikmati soup buah yang harganya hanya tujuh ribu rupiah, dibayar dengan lima puluh ribu rupiah tanpa meminta kembalian. Allah sengaja menguji kesungguhan untuk bersabar. Mereka dikaruniai seorang anak ” buah hati adalah belahan jiwa ” segala persiapan dilakukan untuk kehadiran sang belahan jiwa. Putra Alif Panatagama adalah sang belahan jiwa mereka. Nama yang memiliki arti yang sangat besar. Putra karena ia seorang laki-laki, alif karena anak pertama, sedangkan pantagama berarti pemuka agama. <br />
Tak terasa matahari terus menyingsing ke barat. Tubuhku berkeringat bulat-bulat, mengalir terus dari keningku, kemudian berjatuhan di lantai. Waktu sudah jatuh di angka 5 sore, pertanda bahwa sesaat lagi akan berbuka puasa. Dengan dua puluh ribu untuk bisa makan sekeluarga ridwan memutuskan untuk memesan soto. Namun soto itu tidak bisa dijadikan alakadar untuk berbuka bersama keluarga, karena soto itu harus diberikan kepada seorang bocah kecil kurus yang baru saja di hajar masa karena kedapatan mencopet untuk berbuka puasa bersama keluarga. <br />
Hidup terkadang begitu aneh, sulit diterka arah dan tujuannyaa. Pun sering tak bersesuaian dengan kehendak kita. Sebab, semuanya berjalan menurut misteri Tuhan sebagai pelajaran bagi manusia. Sungguh, berbahagialah menjadi perantara, khalifah atau pengurus bumi. Karena kaulah penyambung maksud Allah kepada hamba-hamba-Nya yang menerima rezeki. <br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Nama : Agustinus, Edwin. Besitimur<br />
Nim : 2005-35-160<br />
<br />
<br />
<br />
2. MENGKAJI DARI UNSUR INTRINSIK<br />
1. Tema <br />
Yaitu gagasan inti. Dalam sebuah cerpen, tema bisa disamakan dengan pondasi sebuah bangunan. Tidaklah mungkin mendirikan sebuah bangunan tanpa pondasi. Dengan kata lain tema adalah sebuah ide pokok, pikiran utama sebuah cerita, pesan atau amanat, dasar tolak untuk membentuk rangkaian cerita, dasar tolak untuk bercerita.<br />
Dengan kata lain tema adalah sesuatu yang menjadi dasar cerita yang selalu berkaitan dengan berbagai pengalaman kehidupan seperti masalah cinta, rindu, religius. <br />
Tema dalam Novel ini adalah sebuah kesejatian cinta, makna kehidupan manusia dan kepercayaan kepada Tuhan.<br />
2. Amanat <br />
Yaitu pesan atau amanat yang ingin di sampaikan pengarang dalam bentuk tulisan.<br />
Amanat dalam Novel Demi Cintaku Pada-Mu yaitu mengajak kita sebagai pembaca agar dapat memaknai hidup dan selalu dekat dengan Tuhan.<br />
3. Alur atau plot <br />
Yaitu rangkaian peristiwa yang menggerakkan cerita untuk mencapai efek tertentu atau sambung sinambungnya suatu cerita, dimana tidak hanya menjelaskan kenapa hal itu terjadi, tetapi juga menjelaskan bagaimana hal itu terjadi.<br />
Alur dalam Novel Demi Cintaku Pada-Mu yaitu alur campuran, karena cerita disusun tidak beraturan.<br />
<br />
<br />
4. Latar atau setting <br />
yaitu segala keterangan mengenai waktu, ruang dan suasana dalam suatu cerita. Pada dasarnya, latar mutlak dibutuhkan untuk menggarap tema dan plot cerita, karena latar harus bersatu dengan tema dan plot untuk menghasilkan cerita pendek yang gempal, padat, dan berkualitas.<br />
Latar waktu yang terdapat dalam novel Demi Cintaku Pada-Mu yaitu pada siang hari, sore hari dan malam hari<br />
Latar tempat yang terdapat dalam novel Demi Cintaku Pada-Mu yaitu, <br />
1) Langgar kayu<br />
2) Tempat tidur<br />
3) Gedung olahraga<br />
4) Rumah sakit<br />
5) Warung<br />
6) Kampung nelayan yang kumuh<br />
7) Semarang<br />
8) Kali <br />
9) Shaf wanita<br />
10) Kampung sriwulan<br />
11) Masjid<br />
<br />
<br />
<br />
Suasana dalam novel Demi Cintaku Pada-Mu yaitu, suasana sedih, dan senang.<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Nama : Agustinus, Edwin. Besitimur<br />
Nim : 2005-35-160PELANGI SASTRAhttp://www.blogger.com/profile/06437480198881859136noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5568427967012103598.post-24103069130513326362010-07-26T22:35:00.000-07:002010-07-26T22:35:53.593-07:00Dua IbuSinopsis dan Unsur Intrinsik Novel <br />
Judul : Dua Ibu<br />
Pengarang : Arswendo Atmowiloto<br />
Penerbit :Gramedia Pustaka Umum (2009)<br />
Jumlah halaman : 304<br />
<br />
Novel Dua IBU adalah cerita tentang perjuangan seorang “IBU” yang membesarkan anak-anaknya. Dalam kehidupan ada dua macam ibu. Pertama,ialah sebutan untuk perempuan yang melahirkan anaknya. Kedua,ialah sebutan untuk perempuan yang merelakan kebahagiannya sendiri buat kebahagiaan anak orang lain. Yang paling istimewa jika dua macam sifat itu bergabung menjadi satu. Aku bercerita karena aku memiliki. Aku memiliki dan ia ku panggil ibu. Begitulah pengakuan mamid. Demikian juga pengakuan 8 anak yang lain yang dikeluargakan karena kasih sayang ibu dan ayah. Mereka adalah Solemah,Mujanah,Jamil,Adam,Ratsih,Herit,Priyadi dan Prihatin. <br />
Solemah adalah salah satu anak ibu yang sulung,telah menuikah dengan seorang prajurit Angkatan Laut dan kini mengikuti suaminya di Surabaya. Setelah kakaknya menikah,setahun kemudian Mujanah juga menikah dengan Agus. Berbeda dengan solemah,Mujanah tidak dibawa pergi oleh suaminya tetapi tetap tinggal bersama ibu dan adik-adiknya yang lain. Walaupun miskin,demi kebahagiaan anaknya ibu rela menjual semua barang berharga bahkan tidak makan selama 3 hari dan seminggu tetapi ia (IBU) dengan tulus melakukannya.<br />
Mamid (Aku) dibawa orang tuanya ke Jakarta karena Mamid sebenarnya adalah anak tante Mirah dan om Bong. Ia ditinggalkan waktu masih bayi dan diasuh oleh IBU. Mamid senang tinggal bersama orang tuanya tetapi Ia tidak begitu menyukai ibunya (tante Mirah) karena terlalau banyak aturan. Walaupun Mamid sudah pulang ke rumah orang tuanya Ia selalu ingat dan rindu dengan IBU yang di Solo yang sudah mengasuhnya dari kecil.<br />
Jamil pergi ke Jakarta demi mengejar cita-citanya menjadi seorang Angkatan Laut dan Petinju. Ikut truk dengan pengendara yang tak dikenal,menjadi penyelundup,ditahan di Singapura dan jadi petinju serta hukuman 20 tahun yang batal karena seorang lelaki menolongnya dengan uang jaminan. Lelaki itu memperkenalkan diri sebagai ayah kandung Jamil.<br />
Adam sudah bekerja dan tidak sekolah lagi. Priyadi dan Prihatin secara paksa diambil oleh ayahnya (Pak Dewiro) karena mereka adalah anaknya. Tetapi kini mereka telah tinggal bersama Adam lagi karena ayahnya telah menikah. Herit ikut bersama Ratsih dan suaminya di Surabaya karena suaminya bekerja sebgai prajurit Angkatan Laut yang berpangkat Sersan. <br />
IBU selalu menjenguk dan merawat Mujanah karena Ia sering sakit-sakitan. Walaupun anak-anaknya yang lain jauh mereka selalu mengirim surat buat IBU untuk memberikan kabar keadaan mereka di sana.<br />
Om Bong (ayah Mamid) masuk penjara karena dituduh sebagai antek Amerika agen CIA. Tante Mirah (ibu kandung Mamid) meninggalkan rumah namun kini telah kembali lagi kepada anak-anaknya (Mamid,Mamine, dan Margaret). <br />
<br />
Untuk anak cucu semua di Jakarta.<br />
Hidup itu adakalanya gelap adakalanya terang.<br />
Jangan terlalu sedih kalau lagi gelap,jangan terlalu gembira kalau lagi terang. IBU tak bisa apa-apa,berjalan pun sekarang tak bisa. mintalah selalu kepada Tuhan. Tuhanlah yang maha mengetahui. BagiNya selalu ada jalan bagi kita yang meminta. Kalian masih sembahyang di gereja kan?<br />
Ibumu<br />
<br />
Itulah surat terakhir yang diterima Mamid dari IBU setelah IBU meninggal semua anknya pulang ke Solo untuk melihat ibunya yang terakhir kalinya dan mengurus pemakaman ibunya. Tetapi setiap tanggal dan bulan kematian ibu mereka,mereka sekeluarga berkumpul di Solo. Semua membersihkan makam bersama. Mereka yang sebenarnya berasal dari berbagai keluarga,dialiri darah yang sama. Darah IBU. Darah seorang yang mengorbankan kebahagiannya sendiri untuk kebahagiaan orang lain. IBU sudah menjadi seorang ibu tetapi masih ingin menjadi ibu bagi anak-anak yang lain. IBU adalah orang yang bahagia.<br />
Unsur intrinsik novel “Dua Ibu”<br />
1. Tema<br />
Tema dalam novel Dua Ibu yaitu perjuangan dan pengorbanan serta kesabaran seorang ibu yang membesarkan anak-anaknya,mendidik dengan penuh kasih sayang dan tanggung jawab tanpa memperdulikan dari rahim siapa anak itu dilahirkan.<br />
<br />
2. Penokohan<br />
Ayah : penyayang,pintar,terlalu awas (hal.24 dan 25)<br />
Ibu : penyayang,perhatian (hal.11,12)<br />
Aku (Mamid) : manja,penakut,suka usil,suka menolong (hal.42 dan 54)<br />
Solemah : baik hati,perhatian (hal.11)<br />
Mujanah : pemarah (hal.53,54)<br />
Jamil : baik hati,keras (hal.44 dan 108) <br />
Ratsih : rajin,pemalu,penakut (hal.41 dan 185)<br />
Om Bong : royal dan banyak uang,galak,sombong (hal.79 dan 299)<br />
Tante Mirah : suka mengatur,pemarah,suka cemburu (hal.18,135,129)<br />
Adam : pendiam,rajin (hal.96)<br />
Lukman : teman Mamin yang jago karate,pemarah (hal.125)<br />
Bibi’ : baik hati dan suka menasehati (hal.143-144)<br />
Herit : keras (hal.237)<br />
Frans : perhatian,setia kawan (hal.260-264)<br />
Untung Subarkah : baik hati,sopan,suka minder (hal.238,176)<br />
John : pemarah dan disegani (hal.226)<br />
Priyadi dan Prihatin : penurut Mbok grambul : pekerja keras (hal.82)<br />
Tikem : baik hati (hal.90,91)<br />
Pak Dokter : baik hati (hal.56)<br />
Bu Bei : baik hati (hal.49)<br />
Agus : suka menyuruh dan pelit (hal.17)<br />
<br />
3. Latar/Setting<br />
Novel “Dua Ibu” bersetting tahun 6o-an di kota Solo,Surabaya,Jakarta,Malang,Singapura,Taman Sri Wedari.<br />
<br />
4. Alur/Plot<br />
Alur yang digunakan dalam novel ini adalah alur maju atau progressif,tidak selalu berurutan tetapi berangkaian. Cerita ini dimulai dari pengenalan sosok seorang ibu yang berbeda dengan ibu-ibu yang lain dalam dunia kehidupan. Kemiskinan,penderitaan,kesabaran,pengorbanan dan perjuangan seorang ibu begitu besar di mata anak-anaknya walaupun mereka bukanlah anak yang selama ini mereka panggil ibu. Hingga akhirnya sosok ibu itu meninggal. Ibu adalah orang yang rela mengorbankan kebahagiaannya sendiri untuk kebahagiaan orang lain.<br />
<br />
5. Sudut Pandang<br />
Orang pertama. Pada novel ini pusat pengisahan menggunakan teknik Author participant yaitu pengarang turut serta mengambil bagian dalam cerita. Pengarang menggunakan kata ganti “aku” untuk tokoh utamanya (hal. 9)<br />
<br />
6. Amanat<br />
Amanat dalam novel ini yaitu rasa cinta dan ketulusan hati seorang ibu mampu mengatasi kesulitan apapun,karena ibu dalah segalanya bagi hidup kita dan jangan pernah sia-siakan perjuangan dan pengorbanan seorang ibu selama ini dan bahagiakan mereka selama kita bisa.<br />
<br />
7. Gaya Bahasa<br />
Bahasa yang digunakan oleh pengarang sederhana dan mudah dicerna isinya sehingga pembaca dapat memahami dengan mudah pesan atau maksud yang ingin disampaikan oleh pengarang.<br />
<br />
<br />
<br />
Nama : Muliana<br />
NIM : 2006-35-013<br />
MID : Teori SastraPELANGI SASTRAhttp://www.blogger.com/profile/06437480198881859136noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-5568427967012103598.post-48984225182716939352010-07-26T21:40:00.001-07:002010-07-26T21:40:54.301-07:00CINTA DI DALAM GELASJUDUL : CINTA DI DALAM GELAS<br />
PENGARANG: ANDREA HIRATA<br />
JUMLAH HAL :270<br />
<br />
Sinopsis<br />
Cinta di dalam gelas bertutur tentang perjuangannya untuk dihargai sebagai perempuan. Enong alias Maryamah berasal dari keluarga yang sederhana. Dia adalah seorang perempuan yang pekerja keras. Ia bekerja sebagai pendulang timah, Ia berusaha sedapat-dapatnya memenuhi apa yang diperlukan ketiga adiknya yakni, Ania, Luna dan Ulma. Setelah ketiga adiknya menikah mendahuluinya mereka masing-masing pergi meninggalkan rumah, mengikuti suami masing-masing, maka tinggalah Maryamah bersama Ibunya.<br />
Beberapa waktu kemudian, Syalimah jatuh sakit. Selama ibunya sakit, Enong sering mendapati ibunya memandanginya dengan sedih. Enong tahu apa yang ingin ia katakan. Karena Itu, ia menerima pinangan seorang lelaki yang bernama Matarom. Tak seperti perkawinan ibu dan ketiga adiknya. Kelakuan buruk suaminya telah tampak sejak awal pernikahan, namun ia bertahan. Seburuk apapun ia diperlakukan ia menganggap dirinya telah mengambil keputusan dan dia selalu berusaha menjaga perasaan ibnya. Namun, pertahanan Enong berakhir ketika suatu hari datang seorang perempuan yang mengaku sebagai istri Matarom. Di kios Giok Nio, selamot dan Maryamah berjumpa. Mendengar Maryamah berkisah tentang nasibnya. disitu Maryamah ingin sekali belajar main catur, karena ingin bertanding dengan Matarom yang sekarang menjdai mantan suaminya. Matarom adalah seorang pecatur tangguh. Sudah dua kali berturut-turut meraup piala catur kejuaraan 17 agustus. Sekarang ia bersiap menggondol piala untuk ketiga kalinya.<br />
orang yang pertama mereka temui setelah pembicaraan dengan Maryamah di kios ayam Giok Nio adalah detektif M. Nur, ia menyatakan bahwa ini menyangkut martabat maryamah di depan Matarom. Usai menemui detektif m. Nur, ia langsung berbicara dengan ibunya bahwa ia harus membantu Maryamah agar bisa bertanding catur 17 agustus nanti. Ibunya pun menyetujuinya. Pertarungan pertama Maryamah melawan aziz, penonton berbondong-bondong datang ke warung kopi. Penonton menjadi banyak karena ada penonton perempuan yang ingin menjadi supporter Maryamah. Penonton bertepuk tangan gagap gempita dan berusaha mendekati Maryamah untuk menyalaminya.<br />
Lawan berikutnya adalah Maksum, meskipun telah menang tiga kali, Maryaah belum mendapat cukup respek diantara pecatur pria alasannya karena Maryamah mendapat lawan-lawan yang lemah. Lawan berikutnya lagi adalah Muntaha karena mendadak dinas ke pangkal pinang, akhirnya digantikan dengan maulidi, Maryamah menang dalam pertandingan itu. <br />
Selang beberapa hari lawan Marymah berikutnya adalah seorang lelaki tua hokian bernama Go Kim Pho. Ia adalah pemilik toko dupa di tanjung pandan itu. Lelaki ini pernah menolong Maryamah yang terlunta-lunta mencari kerja di tanjunng Pandan. Dialah yang memberinya uang untuk pulang kampung. Disaat pertandingan berlangsung Maryamah menampilkan permainannya yang elegan.Dan member Go Kim Pho sebuah kekalahan yang agung.<br />
Setelah pertandingan Marymah dan pecatur lainnya telah usai, maka tibalah di arena catur tahun ini perayaan hari kemerdekaan 17 agustus benar-benar tersa. Kaum perempuan pedagang kecil yang berunjuk rasa, untuk mendukung pendaftaran Maryamah tempo hari tiba dalam satu rombongan besar yang meriah. Semuanya ingin menyaksikan seorang perempuan yang digembor-gemborkan sangat lihai bermain catur. Mereka hadir dari pelosok-pelosok pulau dalam pakain serba hitam. Mereka tak paham catur tapi ingin melihat papan catur perak yang magis itu. Mitoha secara resmi meminta pada Modin untuk memakai papan catur perak, Matarom pada final. Modin menyarankan agar kami menerima permintaan Mitoha.<br />
Akhirnya disitu, Maryamah dan Matarom berhadap-hadapn. Maryamah maupun Matarom seperti tak sabar ingin segera bunuh-bunuhan, ppenonton semakin tegang. Meledaklah sorakan pendukung catur perempuan yang gagah berani itu. Maryamah berdiri dan menatap ke atas, jiwanya seakan terangkat kelangit. para pendukung Matarom kini berbalik mendukungnya. Matarom bersandar lemas di kursinya dengan mata nanar, sabuk emas yang melilit pinggangnya selama dua tahun terlepas sudah. Maryamah pantas manjadi juara.<br />
Unsur intrinsik<br />
1. tema : Perjuangan untuk dihargai sebagai perempuan<br />
2. latar/seting : <br />
- tempat : Belitung (warung kopi, rumah, pasar, gedung, <br />
jalan menuju warung kopi)<br />
- waktu : pagi :“kuduga, pagi ini akan berlaludengan damai. ia <br />
duduk dikursi malasnya (Hal.31)<br />
malam :malam esoknya dalam perjalanan ke rumah Maryamah, aku teryarik melihat orang berkumpul di warung kopi”(Hal.52)<br />
sore : “ia mendelik padaku. mendengarkan kau itu bai ?<br />
sore itu bolong panggung menteri pendidikan di jelek-jelekkan (hal. 58)<br />
3. Suasana : <br />
sedih : melalui pintu kamar yang terbuka, ia menatap ibunya <br />
yang terbaring lemah di atas tempat tidur. salah satu yang paling ia sesali dari kehancuran rumah tangganya adalah karena ia merasa persoalann itu telah membebani pikiran ibunya berulang kali menyatakan bahwa jodoh tak ubahnya umur, bisa panjang dan bisa pula pendek. (hal. 88)<br />
Tegang :“lulusan terbaik ke lima” kata Bu Indri. Ia menunda menyebut namanya mungkin karena sangat istimewa.(hal.30)<br />
Gembira :Maryamah berdiri dan menatap ke atas. Jiwanya seakan <br />
terangkat ke langit (hal. 265)<br />
4. Tokoh : - Maryamah : Mantan istri Matarom, seorang pecatur <br />
perempuan.<br />
- Matarom : Mantan suami Maryamah, pecatur kelas handal<br />
- Detektif M. Nur : seorang detektif yang professional<br />
- Sersan kepala zainudin : pensiuna dari kepolisian dan membuka warung kopi.<br />
- Ajudan pemegang bantal ambeien : menduduki jabatan yang ditinggalkan sersan kepala.<br />
- paman : membuka warung kopi dan mencalonkan diri menjadi anggota DPRD<br />
- Selamot : teman sekaligus meneger Maryamah. <br />
5. Alur /Plot : Menceritakan kisah perjalanan nasib Enong alias Maryamah <br />
yang berasal dari keluarga yang sederhana. Maryamah yang menyentuh bidak catur saja belum pernah, harus mengalahkan juara catur selama dua tahunberturut-turut yang sekaligus juga mantan suaminya. Namun, lebih dari itu Maryamah bisa menjadi tantangan berat untuk bisa menyebur ke dalam pertandingan penuhharkat bagi kaum lelaki ini.<br />
6. Amanat : Belajar adalah tingkat kesuksesan. dengan belajar kita dapat <br />
meraih apa yang kita impikan <br />
<br />
NAMA : HASNA LA DONDO<br />
NIM : 2005-35-060<br />
MK : TEORI SASTRAPELANGI SASTRAhttp://www.blogger.com/profile/06437480198881859136noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5568427967012103598.post-42319996408912669602010-07-26T21:37:00.000-07:002010-07-26T21:37:33.315-07:00Surat Cinta dari Bukit ZionJudul : Surat Cinta dari Bukit Zion<br />
Pengarang : Luqman Hakim Gayo<br />
Penerbit : PT Dian Rakyat<br />
Jumlah Halaman : 353 Halaman<br />
<br />
Tokoh-tokohnya :<br />
1. Zaheeda el-Raudhah<br />
2. Rabby Edhon<br />
3. Gabrael<br />
4. Yehuda Mayaor<br />
5. Ayah Zaheeda<br />
6. Ibu Zaheeda<br />
7. Rafiah<br />
8. Sa’diyah<br />
9. Ghamal el-Raudhah<br />
10. Ayah Rabby Edhon<br />
11. Ibu Rabby Edhon<br />
12. Saraj<br />
13. Haya el-Ghaneem<br />
14. Ellyah<br />
15. Ibu tua<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
I. Sinopsis <br />
Rabby Edhon adalah seorang tentara serdadu Israel yang bertugas di Palestina jalur Gaza City. Di samping itu Rabby adalah seorang pemuda yang gagah dan tampan, selain itu ia juga baik sehingga ternyata Zaheeda garis Palestina sampai jatuh cinta kepadanya. Demikian halnya dengan Rabby sendiri yang juga menaruh hati kepada Zaheeda gadis cantik itu.<br />
Percintaan dua anak manusia yang sangat berbeda jauh, baik harta, kehormatan, kedudukan, bangsa serta dari agama yang berbeda ini berjalan secara diam-diam sebab Rabby Edhon adalah seorang pemuda yang berasal dari keturunan yahudi yang tidak diperbolehkan menikah dengan gadis Palestina. Sebab kedua bangsa tersebut sering bertikai serta berperang tetapi kekuatan cintalah yang dapat mengalahkan segalanya.<br />
Ketika mereka menikah Zaheeda melahirkan seorang anak laki-laki bernama Gabrael dan setelah anak itu berumur 6 bulan, Rabby Edhon di beri tugas ke Yerusalem. Disaat itulah kedua anak manusia tersebut berpisah hingga anaknya berumur 7 tahun Rabby Edhon belum juga kembali dari tempat tugasnya. Namun karena jarak dan waktu yang memisahkan kerinduan ke dua anak manusia itu hanya di kabarkan melalui sebuah surat yang ditulis oleh Rabby Edhon dari bukit Zion yang tertulis demikian “ Aku akan datang menjalin cinta kita yang terbengkalai, Zaheeda” janji dari Rabby Edhon seorang serdadu Israel pada istrinya yang seorang muslimah Palestina.<br />
Suatu saat ketika Rabby Edhon berniat ingin menemui keluarganya serta isteri dan anaknya disitulah berakhirlah kisah hidupnya. Ia dikabarkan telah meninggal dunia dengan cara yang amat tragis bahwa dia terkena bom ketika ingin melewati tembok Yerusalem untuk keluar dari tempat dimana ia bertugas. Kemudian setelah sepeninggalnya Rabby Edhon, Yehuda Mayoor adalah sahabat dekatnya Rabby Edhon melamar Zaheeda untuk dijadikan isteri. Dari kejadian itulah tercipta cinta yang tumbuh di Qiryat Arba sebuah tempat kediaman yang diberikan oleh Rabby Edhon kepada Zaheeda dan anaknya.<br />
<br />
<br />
II. Unsur Intrinsik dari novel” Surat Cinta Dari Bukit Zion”<br />
1. Tema Cerita : Perjalanan cinta dua anak manusia. Tentang cinta seorang serdadu Israel yang terpaut pada seorang gadis Palestina. Cinta terpantik, lahir dan berkembang walau perang menerjang walau konflik membekap namun, kekuatan cinta (The Power Of Love) mengalahkan semuanya.<br />
2. Tokoh-tokohnya :<br />
1) Zaheeda el-Raudhah adalah seorang muslimah yang cantik dan lembut sapaannya berasal dari palestina yang baik hati (Hal 2-3).<br />
2) Rabby Edhon adalah seorang pemuda tampan yang berprofesi sebagai seorang serdadu Israel yang berhati baik (Hal 8-13).<br />
3) Gabrael merupakan anak dari Zaheeda dan Rabby, Gabrael merupakan seorang anak yang lucu, baik dan rajin (Hal 2-3).<br />
4) Yehuda Mayoor adalah teman serdadu Rabby Edhon yang baik hati (Hal 28).<br />
5) Ayah Zaheeda adalah seorang ayah yang baik hati (Hal 28-33).<br />
6) Ibu Zaheeda adalah seorang ibu yang baik dan pengertian (Hal 42).<br />
7) Sa’diyah adalah adik Zaheeda yang cantik dan baik (Hal 236).<br />
8) Rafiah adalah adik Zaheeda yang cantik dan baik (Hal 236).<br />
9) Ayah Rabby adalah seorang veteran Israel yang bijaksana (Hal 291).<br />
10) Ibu Rabby adalah seorang yang baik hati (Hal 302).<br />
11) Ghamal Raudhah adalah abang Zaheeda merupakan seorang pejuang yang sangat keras kepala (Hal 95).<br />
12) Siraj adalah seorang pejuang komandan hamas (Hal 249).<br />
13) Ellyah adalah seorang gadis kecil yang baik (Hal 136).<br />
14) Haya el-Ghaneem adalah seorang pekerja Zaheeda yang baik hati (Hal 46).<br />
15) Ibu tua adalah seorang yang baik hati (Hal 312).<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
3. Latar / setting : Di Palestina tepatnya jalur Gaza City.<br />
4. Alur / plot : Alur yang terdapat dalam novel “Surat Cinta dari Bukit Zion” yaitu alur maju.<br />
5. Sudut pandang : Pengarang mengangkat cerita tersebut berdasarkan kehidupan moral manusia secara universal, yang mana seorang serdadu Israel jatuh cinta kepada seorang gadis Palestina di tengah maraknya peperangan yang terjadi antara kedua belah pihak tersebut.<br />
6. Gaya bahasa : Bahasa yang digunakan dalam novel ini ialah Bahasa Arab.<br />
7. Amanat : Jagalah cinta suci yang telah ada dengan sebaik mungkin, karena cinta suci hanya datang sekali seumur hidup dan ia tidak akan pernah datang untuk kedua kali. Maka jikalau engkau diberikan kesempatan untuk mencintai seseorang jagalah dia dengan sepenuh jiwa ragamu dan yakinlah bahwa cinta yang engkau berikan berasal dari lubuk hati yang paling dalam.<br />
<br />
<br />
NAMA : KETERINA TUHUTERU<br />
NIM : 2006-35-029<br />
UTS (SP) : TEORI SASTRAPELANGI SASTRAhttp://www.blogger.com/profile/06437480198881859136noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-5568427967012103598.post-32800357275132917222010-07-26T21:31:00.000-07:002010-07-26T21:31:36.184-07:00JUDUL : PERAWAN SUCI DARI BASRAHJUDUL : PERAWAN SUCI DARI BASRAH<br />
KARANGAN : WIDAD EL SAKKAKINI<br />
PENERBIT : GARAILMU<br />
JUMLAH HAL : 187 <br />
<br />
Kita dapat memotret Basrah saat itu, yang tengah mencapai puncak perkembangan dan kejayaannya. Setelah diduduki penakluk Arab, yang tidak hanya memetik keuntungan dari potensi politik dan posisi geografis, tetapi juga telah membuka luas pintu ilmu pengetahuan, peradaban dan kajian keagamaan, Basrah menjadi sebuah kota yang dibangun dengan indah, yang juga dilengkapi dengan masjid-masjid dan lembaga-lembaga.<br />
penduduk Basrah terdiri dari dua golongan kaya dan miskin. Rumah rabi’ah adalah salah satu di antara rumah-rumah yang miskin, kecil, reot, tempat di mana penduduk hanya sanggup memenuhi kebutuhan dalam hitungan hari tanpa sedikitpun menabung. Ketika mata menatap disaat tidur yang dipandang adalah kemewahan dan keberlimpahan dari orang yang kaya, yang senantiasa berkonfrontasi dengan mereka. Rabi’ah tumbuh dalam kesengsaraan, kesusahan dan kesucian. Ayahnya adalah orang yang asketis, sederhana dan mempraktikan zuhud, pantang meminta tolong, istiqomah dalam menghindari larangan dan menjalankan perintah. Saat kelaparan merajalela, para opertunis ( yang hanya mencari dan menfaatkan keadaan) dan pencuri bermunculan, para penjual budak menangkapi orang-orang yang hampir tak terlindungi. Rabiah adalah salah satu korbannya. Rabi’ah selalu diikuti dan diuber-uber oleh seorang pencuri yang ganas, yang karena mereka, Rabi’ah lari menjerit dan meminta tolong. Dia jatuh ke tanah, pencuri itu merebutnya layaknya sebuah benda yang hina dina. Setelah itu, Rabi’ah dijual dengan ganti enam keping perak kepada saudagar kaya. Dia melayani tuan barunya dengan taat dan dalam kesabaran. Setiap malam Rabi’ah selalu berdo’a atas penderitaan yang dialaminya, suatu malam setelah mendengar do’a Rabi’ah, tuannya terpesona bercampur rasa takut, ratapan Rabi’ah meneror hatinya.<br />
Kumudian hatinya tersentuh dan memberikan palihan kepada rabi’ah bebas dari perbudakan, atau ingin bebas, dan Rabi’ah memilih untuk bebas, setelah bebas dia menyerahkan hidupnya kepada Tuhan. <br />
Setiap hari dia hanya berdo,a dan berdo’a, mencari nafkah hanya sekedarnya. Rabi’ah adalah wanita yang di berikan kecerdasan oleh Tuhan dalam pemahaman agama, sehingga membuat dia lupa akan urusan dunia, dia bahkan tidak seperti wanita lain, yang ingin menikah dan mempunyai keturunan. Suatu hari ada seorang saudagar kaya datang melamarnya tapi ditolaknya.dia memilih membujang supaya bisa memenuhi kebutuhan-kebutuhan pertapanya dan bergabung dengan persahabatan para asketiskus yang lain. Dia merasakan dirinya suci dan tidak berdosa dan tulus pada tingkat yang dia tidak mengharapkan untuk memberikan sebuah usaha yang instan kepada setiap orang kecuali hanya membahagiakan Tuhan. Ada banyak materi dalam tulisan tentang Rabi’ah dan hampir semuanya bersifat spekulatif. Ini adalah buku yang tentu menarik bagi setiap orang yang merasa heran terhadap wanita agung ini. Ditengah kesengsaraan hidup dia hanya pasrahkan kepada Tuhan. Rabi’ah menyadari sebuah cita-cita, dia menunjukkannya untuk mereka dengan benar dan sungguh-sungguh. Dia menghidupkan cita-cita itu dengan pandangan, pengetahuan dan kebenaran. Dia meninggalkan sebuah pintu yang terbuka yang tidak pernah ditutup lagi untuk wanita-wanita sebagai bentuk penghargaan yang terhormat dan bernilai. Dia adalah seorang wanita yang memimpin peringkat orang-orang yang berdedikasi. dia menjadi bukti yang hidup baik dalam beribadah maupun dlam mencintai Tuhan. Dialah Perawan Suci dari Basrah. <br />
<br />
UNSUR INTRINSIK<br />
1. Tema : Perjuangan seorang perempuan Basrah yang mempertahankan kehormatan wanita di Dunia dan akhirat.<br />
2. Lattar/Setting : tempat dan waktu terjadinya peristiwa dalam sebuah cerita.<br />
Tempat : Kota Basrah, Irak, Ka’bah, Mekkah.<br />
Waktu : cerita ini terjadi pada akhir abad ke-8 dan paruh awal abad ke-9 (menurut kalender masehi). <br />
3. Penokohan : Attar salah seorang sufi yang bertutur tentang Rabi’ah.<br />
Rabi’ah seorang wanita alim yang dianggap sebagai Maria kedua dan wanita tanpa noda, selalu bersabar dalam mengahadapi cobaan-cobaan. seorang wanita yang patut ditiru oleh wanita lain dalam hal beribadah.<br />
Ismail adalah ayah Rabi’ah, seorang pelupa, linglung, terlalu sering dalam mendalami mimpi-mimpi religius.<br />
4. Alur/Plot : dalam cerita ini memakai alur campuran yang menceritan berkembangan hidup seorang Rabiah, dan sejarah yang berhubunngan dengannya.<br />
5. Amanat : Dari budak hina menjadi wanita suci, kekal dalam kitab sejarah kemuliaan, berkat kekhusukan dan keintimannya dalam mencintai Allah. Tak ada yang meragukan keanggunan, pesona, dan keindahan cinta sang perawan dari basrah ini. Dialah Rabi’ah al-Adawiyyah dan inilah saksi cinta sucinya yang abadi sepanjang masa. Belajarlah darinya, cicipilah lezatnya anggur cintanya………. <br />
<br />
<br />
NAMA : DARNA ERNAWATI<br />
NIM : 2005-35-063<br />
MK : TEORI SASTRAPELANGI SASTRAhttp://www.blogger.com/profile/06437480198881859136noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5568427967012103598.post-68139543608196679122010-07-22T03:26:00.000-07:002010-07-25T00:42:05.387-07:00ANGKATAN 50ANGKATAN 1950<br />
Nama : Farid Latif : 2008 – 35 - 030 <br />
Meis Pollatu : 2004 – 35 - 161 <br />
Sitti Nur A. Mandar : 2008 – 35 - 062<br />
<br />
Disebut juga Generasi Kisah (nama majalah sastra). Di masa ini sastra Indonesia sedang mengalami booming cerpen. Juga marak karya-karya teater dengan tokohnya Motenggo Boesye, Muhammad Ali Maricar, W.S. Rendra (sekarang Rendra saja).Mulai tumbuh sarasehan-sarasehan sastra terutama di kampus-kampus. Angkatan 50-an ditandai dengan terbitnya majalah sastra Kisah asuhan H.B. Jassin. Majalah tersebut bertahan sampai tahun 1956 dan diteruskan dengan majalah sastra lainnya. Sesungguhnya secara instrinsik cirri-ciri sastra terutama struktur estetiknya angkatan 45 dan angkatan 50 sukar dibedakan sebab gaya angkatan 45 dapat dikatakan diteruskan loleh angkatan 50. hanya saja, dengan adanya pergantian situasi dan suasana tanah air dari perangke perdamaian, darimasa transisi penjajahan ke kemerdekaan, maka para sastrawan mulai memikirkan asalah kemasyarakatan yang baru dalam suasana kemerdekaan. Begitu juga para sastrawan mulai membuat orientasi baru dengan mencari bahan-bahan dari sastra dan kebudayaan Indnesia sendiri. Semuanya itu dituangkan kedalam karya-karya sastra mereka.<br />
Disamping itu, karena adanya berbagai ide politik yang dianut I ndonesia, terutama karena system demokrasi parlementer pada periode itu, maka timbul parta-partai politik lagi, yang selama perang kegiatannya terbatas. Tiap-tiap partai besar mempunyai lembag kebudayaan, seperti PNI mempunyai LKN (Lembaga Kebudayaan Nasional) partai Islam mempunyai Lesbumi (Lembaga Seni Budaya Nasional), PKI mempunyai lekra (Lembaga Kbudayaan Rakyat). Maka corak kesusastraan Indonesia pada periode itu menjadi bermacam-macam Lesbumi dengan ide keislamaan. LKN dengan ide kenasionalan. Lekra dengan ide kemanusiaan dengan semboyan “seni utntuk rakyat”dan”politik sebagai panglima”.<br />
Sastrawan-sastrawan yang (mulia) menulis dalam periode ini pada decade 50-an diantaranya Kirdjomuljo, WS Rendra, Ajib Rosidi, Toto Sudarto Bachtiar, Ramadhan KH, Nugroho Notosanto, Subagio Sastrowadojo, Mansur Samin, N.H. Dini, Trisnojuwono, Rijono Pratikno, Alexandre Leo, Jamil Suherman, Bokor Hutusahut, Bastari Asnin, B. Sularto, Motinggo Busye Nasjah Djamin, Mohamad Diponegoro, Toha Mochtar, Ratmono Sn. Piek Ardidyanto, Hartojo Andangjaya, dan sebagaiannya.<br />
Para sstrawan lekra yang menonjol diantaranya Bakri Siregar (Angkatan 45), Klara Akustia (A.S. dharta), S. Ananta, F.L. Risakota, H.R. Bandaharo, dan Sabron Aidit. Sastrawan-sastrawan yang mulai menulis pada decade 60-an diantaranya: Umar Kayam, Sapardji Djoko Damono, Darmanto Jt, Goenawan Mohamad, Bur Rasuanto, Taufik Ismail, KUnto Wijoyo, Fudoli Zaini, Danarto, Sutardji Calzoum Bachri, Budi Darma, dan Abdul Hadi W.M. <br />
Ciri angkatan ini adalah karya sastra yang didominasi dengan cerita pendek dan kumpulan puisi. Peristiwa penting pada angkatan ini muncul gerakan komunis dikalangan sastrawan, yang bergabung dalam Lembaga Kebudajaan Rakjat (Lekra) yang berkonsep sastra realisme-sosialis. Timbullah perpecahan dan polemik yang berkepanjangan diantara kalangan sastrawan di Indonesia pada awal tahun 1960; menyebabkan mandegnya perkembangan sastra karena masuk kedalam politik praktis dan berakhir pada tahun 1965 dengan pecahnya G30S di Indonesia.<br />
Dari sebagian saja sastrwan yang namanya dideretkan disini, tampak bahwa jumlah karya sastra mereka sangat banyaknya dalam kurun waktu 20 tahun itu. Cirri-cirinya sebagai berikut.<br />
<br />
a.cirri struktur estetik<br />
puisi :<br />
1.gaya epik (bercerita) berkembang dengan berkembngnya puisi cerita dan balada, dengan gaya yang lebih sederhana dari puisi lirik.<br />
2.gaya mantra mulai tampak balada-balada<br />
3.gaya ulangan mulai pada berkembang (meskipun sudah dimulai oleh angkatan 45)<br />
4.gaya puisi liris pada umumnya masih meneruskan karya gaya angkatan 45.<br />
5.gaya slogan dan retorik makin berkembang.<br />
<br />
Prosa :<br />
Dalam hal prosa, rupa-rupanya cirri-ciri struktur estetik angkatan 45 masih tetap diteruskan oleh periode 50 ini hingga pada dasarnya tak ada perbedaan cirri struktur estetik prosa ini baru tampak jelas dalam periode 70.<br />
Hanya saja pernah dikatakan bahwa gaya bercerita pada periode angkatan 50 ini adalah gaya murni bercerita, dalam arti, gaya bercerita hanya menajikan cerita saja, tanpa menyisipkan komentar, pikiran-pikiran sendiri, atau pandangan-pandangan semuanya itu melebur dalam cerita seperti puisi imajisme yang hanya menyajikan imaj-imaji berupa lukian atau gambaran, sedangka pikiran, tema, kesimpulan, terserah pada pembaca bagaimana menafsirkannya. Inilah yang merupakan perbedaan pokok dengan cerita rekaan angkatan 45 misalnya jelas seperti cerpen-cerpen Subagio Sastrowardojo, Trisnojuwono, dan Umar Kayam. Dengan hanya disajikannya cerita murni ini, maka alur menjadi padat.<br />
b.cirri-ciri ekstra estetik<br />
puisi :<br />
1.ada gambaran suasana muram karena menggambarkan hidup yang penuh penderitaan<br />
2.mengungkapkan masalah-masalah social, kemiskinan, pengangguran, perbedaan kaya miskin yang besar, belum adanya pemerataan hidup<br />
3.banyak mengemukakan cerita-cerita dan kepercayaan rakyat sebagai pokok-pokok sajak balada.<br />
<br />
prosa<br />
1.cerita perang mulai berkurang<br />
2.menggambarkan kehidupan sehari-sehari<br />
3.kehidupan pedesaan dan daerah mulai digarap seperti tampak dalam novel Toha Mochtar pulang, Bokor Hutasuhut : Penakluk Ujung Dunia, dan cerpen-cerpen Bastari Asnin : Di Tengah Padang dan cerpen-cerpen Bastari Asnin Di Tengah Padang dan cerpen-cerpen Yusah Ananda<br />
4.banyak mengemukakan pertentangan-pertentangan politik.<br />
Visi-misi dari angkatan 50 ini adalh .Memantulkan kehidupan masyarakat yang masih harus terus berjuang dan berbenah di awal-awal masa kemerdekaan lewat karya sastra. Menghadirkan karya sastra Indonesia dengan menggunakan bahan dari sastra dan kebudayaan Indonesia sendiri. <br />
<br />
Penulis dan Karya Sastra Angkatan 1950 - 1960-an<br />
Pramoedya Ananta Toer <br />
Kranji dan Bekasi Jatuh (1947)<br />
Bukan Pasar Malam (1951)<br />
Di Tepi Kali Bekasi (1951)<br />
Keluarga Gerilya (1951)<br />
Mereka yang Dilumpuhkan (1951)<br />
Perburuan (1950)<br />
Cerita dari Blora (1952)<br />
Gadis Pantai (1965)<br />
Nh. Dini <br />
Dua Dunia (1950)<br />
Hati jang Damai (1960)<br />
Sitor Situmorang <br />
Dalam Sadjak (1950)<br />
Djalan Mutiara: kumpulan tiga sandiwara (1954)<br />
Pertempuran dan Saldju di Paris (1956)<br />
Surat Kertas Hidjau: kumpulan sadjak (1953)<br />
Wadjah Tak Bernama: kumpulan sadjak (1955)<br />
Mochtar Lubis <br />
Tak Ada Esok (1950)<br />
Jalan Tak Ada Ujung (1952)<br />
Tanah Gersang (1964)<br />
Si Djamal (1964)<br />
Marius Ramis Dayoh <br />
Putra Budiman (1951)<br />
Pahlawan Minahasa (1957)<br />
Ajip Rosidi <br />
Tahun-tahun Kematian (1955)<br />
Ditengah Keluarga (1956)<br />
Sebuah Rumah Buat Hari Tua (1957)<br />
Cari Muatan (1959)<br />
Pertemuan Kembali (1961)<br />
Ali Akbar Navis <br />
Robohnya Surau Kami - 8 cerita pendek pilihan (1955)<br />
Bianglala - kumpulan cerita pendek (1963)<br />
Hujan Panas (1964)<br />
Kemarau (1967) Toto Sudarto Bachtiar <br />
Etsa sajak-sajak (1956)<br />
Suara - kumpulan sajak 1950-1955 (1958)<br />
Ramadhan K.H <br />
Priangan si Jelita (1956)<br />
W.S. Rendra <br />
Balada Orang-orang Tercinta (1957)<br />
Empat Kumpulan Sajak (1961)<br />
Ia Sudah Bertualang (1963)<br />
Subagio Sastrowardojo <br />
Simphoni (1957)<br />
Nugroho Notosusanto <br />
Hujan Kepagian (1958)<br />
Rasa Sajangé (1961)<br />
Tiga Kota (1959)<br />
Trisnojuwono <br />
Angin Laut (1958)<br />
Dimedan Perang (1962)<br />
Laki-laki dan Mesiu (1951)<br />
Toha Mochtar <br />
Pulang (1958)<br />
Gugurnya Komandan Gerilya (1962)<br />
Daerah Tak Bertuan (1963)<br />
Purnawan Tjondronagaro <br />
Mendarat Kembali (1962)<br />
Bokor Hutasuhut <br />
Datang Malam (1963<br />
<br />
<br />
ADA TILGRAM TIBA SENJA<br />
W.S. RENDRA<br />
<br />
Ada tilgram tiba senja<br />
Dari pusar kota yang gila<br />
Disemat di dada Bunda.<br />
(BUNDA LETIHKU TANDAS KE TULANG<br />
ANAKDA KEMBALI PULANG) <br />
Kapuk randu! Kapuk randu!<br />
Selembut tudung cendawan<br />
Kuncup-kuncup di hatiku<br />
Pada mengembang bermekaean.<br />
<br />
Dulu ketika pamit mengembara<br />
Kuberi ia kuda bapanya<br />
Berwarna sawo muda<br />
Cepat larinya<br />
Jauh perginya.<br />
<br />
Dulu masanya rontok asam jawa<br />
Untuk apa kurontokkan air mata.?<br />
Cepat larinya<br />
Jauh perginya.<br />
<br />
Lelaki yang kuat biarlah menuruti darahnya <br />
Menghunjam ke rimb dan pusar kota<br />
Tinggal Bunda di rumah menepuki dada<br />
Melepas hari tua, melepas doa-doa<br />
Cepat larinya<br />
Jauh perginya.<br />
<br />
Elang yang gugur tergelatak<br />
Elang yang gugur terrebah<br />
Satu harapku pada anak<br />
Ingat’kan pulang panila lelah<br />
<br />
Kecilnya dulu meremasi susuku<br />
Kini letih pulang ke ibu<br />
Hartiku tersedu<br />
Hatiku tersedu.<br />
<br />
Bunga randu! Bunga randu!<br />
Anakku lanang kembli kupangku.<br />
<br />
Darah, o, darah<br />
Ia pun lelah<br />
Dan mengerti artinya rumah.<br />
<br />
Rumah mungil berjendela dua<br />
Serta bunga di abndulnya<br />
Bukankah itu mesra?<br />
<br />
Ada podang pulang ke sarang<br />
Tembangnya panjang berulang-ulang,<br />
Pulang, ya pulang, hai petualang!<br />
<br />
Ketapang. Ketapang yang kembang<br />
Berumpun di perigi tua<br />
Anankku datang anankku pulang<br />
Kembali kucium, kembali kuriba<br />
<br />
(Ballada orang-orang tercinta, 1959 : 26-27)PELANGI SASTRAhttp://www.blogger.com/profile/06437480198881859136noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-5568427967012103598.post-91670149480567707702010-07-19T04:14:00.000-07:002010-07-19T04:14:22.825-07:00sepenggal kisahOMBAK<br />
(buku harian abadi)<br />
<br />
<br />
<br />
Aku tak perduli<br />
Meski jalan hidup penuh duri<br />
<br />
Aku tak perduli<br />
Bila harus menjadi meneger perusahaan sulit<br />
<br />
Bahkan aku lebih tidak perduli lagi<br />
Meski harus disuap tangan kuli<br />
<br />
aku akan peduli<br />
Bila riuhmu berteriak hampa<br />
Sebab duri ini menusuk akan hilang<br />
Mengabut di akhir gulunganmu<br />
Sebab sesulit apapun bernafas di dunia ini<br />
akan lebih sulit lagi<br />
bila tak menulis harian di deru suaramu<br />
<br />
maka tetaplah menari<br />
diatas riuhnya nada-nada alam<br />
dan bila pagi mengintip kuucap untukmu salam<br />
<br />
maka teruslah bergulung berkejaran<br />
dibawah bangau yang bersiulan<br />
dan bila terik siang membakar jeritanmu jadi pelarian<br />
<br />
lalu jika malam menutup hidup<br />
sang surya meredup<br />
maka kau lembarannya, tempat langkah-langkahku hari ini<br />
kutuliskan disana<br />
<br />
karena hamparanmu<br />
adalah kertas abadi<br />
dalam buku harian hidupku<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
OMBAK<br />
( inspirasi bisu )<br />
<br />
<br />
Saat tak ada lagi sebuah harapan<br />
Diantara keharusan tuk mengambil sebuah keputusan<br />
Gulunganmu adalah inspiran<br />
Yang merujuk diriku pada sebuah pendirian<br />
<br />
Saat patah dan hilang arah<br />
Semua masa berlalu dengan amarah<br />
Riakmu membawa dingin. Merubah<br />
<br />
Dan seratus dari seratus kekesalan <br />
Serta seribu dari seribu kesenangan<br />
Semuanya kau rasakan<br />
Lalu kembali hadirkan riuhnya kata-kata pembangun jiwa<br />
<br />
Dan tiap kebuntuan<br />
Ditiap-tiap gang sempit kehidupan<br />
Berubah jadi lorong melebar<br />
<br />
Saat semua daya dan upaya<br />
Berhenti menepi disudut gelap kegagalan<br />
Musnah menghampa, jadi awal tuk melangkah maju <br />
<br />
AKU harus berjiwa besar<br />
Tuk mentapmu dan berkata<br />
TERIMAKASIH atas kesetia’an<br />
Sebab kau adalah inspirasi meski tanpa sua bagiku<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
OMBAK<br />
(semua dalam segala)<br />
<br />
Riuhmu suara hatiku<br />
Teduhmu nyanyian Qalbuku<br />
Dan segalamu adalah jiwaku<br />
<br />
Sebab kau adalah mangkuk kesetia’an<br />
Tempat kucurahkan air mata didalamnya<br />
Karena kau adalah lagu kegembiraa’<br />
Tempat kudendangkan simponi kesenangan<br />
Dalam nada-nadanya <br />
<br />
Saat membludak lusinan amarah untukku<br />
Kakimu yang mengelus ketabahan<br />
Agar kulihat adanya sebuah pengajaran<br />
<br />
Saat menumpuk bagiku cercaan<br />
Riakmu mengusap bening di mata hati<br />
Lalu kulihat disana ada sebuah ketegaran<br />
<br />
Aku yang menangis <br />
tapi kau yang terluka<br />
<br />
aku yang menjerit<br />
tapi kerongkonganmu yang serak<br />
<br />
aku yang lemah<br />
tapi kau yang pingsan dan rebah<br />
<br />
kurasakan kau<br />
adalah semua dalam segala<br />
tempat tercurah setiap isi serta rasa<br />
<br />
kurasakan kau dan aku<br />
seperti urat dalam nadi<br />
nadi dalam denyut<br />
dan denyut dalam nafas<br />
bak udara dalam angin<br />
<br />
SEMUA DALAM SEGALAPELANGI SASTRAhttp://www.blogger.com/profile/06437480198881859136noreply@blogger.com10tag:blogger.com,1999:blog-5568427967012103598.post-69929802252956274592010-07-18T19:42:00.000-07:002010-07-18T19:46:46.680-07:00PETUNJUK MID SEMESTER TEORI SASTRA<div align="justify"><span style="font-family: "Courier New", Courier, monospace;">1. ANDA DIMINTA UNTUK MEMBACA DAFTAR BACAAN YANG TELAH DISEDIAKAN</span></div><div align="justify"><span style="font-family: "Courier New", Courier, monospace;">2. MASING-MASING PESERTA MATA KULIAH MENDAPAT SATU JUDUL BACAAN </span></div><div align="justify"><span style="font-family: "Courier New", Courier, monospace;">3. JUDUL MACAAN DAPAT DIPEROLEH DI PERPUSTAKAAN DAN TOKO BUKU GRAMEDIA</span></div><div align="justify"><span style="font-family: "Courier New", Courier, monospace;">4. HASIL MID PALING LAMBAT DITERBITKAN PADA SENIN, 26 JULI 2010 DAN DIKUMPULKAN </span><span style="font-family: "Courier New", Courier, monospace;">PADA SELASA, 27 JULI 2010</span></div><div align="justify"><span style="font-family: "Courier New", Courier, monospace;">5. KETERLAMBATAN MENGUMPULKAN HASIL MID DIDENDA DENGAN BERKURANGNYA</span></div><div align="justify"><span style="font-family: "Courier New", Courier, monospace;"> NILAI 20 PADA NILAI MID YANG TELAH DICAPAI.</span></div><div align="justify"><span style="font-family: "Courier New", Courier, monospace;">6. NILAI DAPAT DILIHAT BERSAMA DENGAN NILAI TUGAS DAN NILAI TES AWAL </span></div><div align="justify"><span style="font-family: "Courier New", Courier, monospace;"> SETELAH </span><span style="font-family: "Courier New", Courier, monospace;">ADA INFORMASI MELALUI SMS.</span></div><div align="justify"><span style="font-family: "Courier New", Courier, monospace;">7. SELAMAT BEKERJA </span></div><br />
<span style="font-family: "Courier New", Courier, monospace;">DAFTAR BACAAN :</span><br />
<span style="font-family: "Courier New", Courier, monospace;">KODE : 001 - CINTA DI DALAM GELAS ( ANDREA WIRATA )</span><br />
<span style="font-family: "Courier New", Courier, monospace;">KODE : 002 - PERAWAN SUCI DARI BASRAH ( WIDAD EL SAKKAKINI )</span><br />
<span style="font-family: "Courier New", Courier, monospace;">KODE : 003 - DEMI CINTAKU PADAMU ( WIWID PRASETYO )</span><br />
<span style="font-family: "Courier New", Courier, monospace;">KODE : 004 - DUA IBU ( ARSWENDO ATMOWILOTA )</span><br />
<span style="font-family: "Courier New", Courier, monospace;">KODE : 005 - ALL SHE EVER WANTED ( PATRICK REDMOND )</span><br />
<span style="font-family: "Courier New", Courier, monospace;">KODE : 006 - SURAT CINTA DARI BUKIT ZION ( LUQMAN HAKIM GAYO )</span><br />
<span style="font-family: "Courier New", Courier, monospace;">KODE : 007 - TIRAI MENURUN DAN LA BARKA ( NH. DINI )</span><br />
<span style="font-family: "Courier New", Courier, monospace;">KODE : 008 - CINDERELLA IN PARIS ( SARI MUSDAR )</span><br />
<span style="font-family: "Courier New", Courier, monospace;">KODE : 009 - MENJADI TUA DAN TERSISIH ( VANNY CHRISMAW)</span>PELANGI SASTRAhttp://www.blogger.com/profile/06437480198881859136noreply@blogger.com5tag:blogger.com,1999:blog-5568427967012103598.post-44329473562767847952010-07-18T19:21:00.000-07:002010-07-18T19:46:46.682-07:00ANGKATAN 30 (ANGKATAN PUJANGGA BARU)<div align="justify"></div><div align="justify"><span style="font-family: "Courier New", Courier, monospace;"><b>1. Latar Belakang</b></span></div><div align="justify"><span style="font-family: "Courier New", Courier, monospace;"><br />
Pujangga baru adalah majalah kesusastraan yang pertama kali diterbitkan pada tahun 1933 di Jakarta (waktu itu Batavia). Para pendirinya adalah Sutan Takdir Alisjahbana, Amir Hamzah dan Armijn Pane. Penerbitan majalah ini berhenti pada saat invasi Jepang ke Hindia Belanda pada tahun 1942.<br />
Angkatan Pujangga Baru muncul sebagai reaksi atas banyaknya sensor yang dilakukan oleh Balai Pustaka terhadap karya tulis sastrawan pada masa tersebut, terutama terhadap karya sastra yang menyangkut rasa nasionalisme dan kesadaran kebangsaan.<br />
Sastra Pujangga Baru adalah sastra intelektual, nasionalistik dan elitis menjadi "bapak" sastra modern Indonesia.<br />
Pada mulanya, Pujangga baru adalah nama majalah sastra dan kebudayaan yang terbit antara tahun 1933 sampai dengan adanya pelarangan oleh pemerintah Jepang setelah tentara Jepang berkuasa di Indonesia.<br />
Adapun pengasuhnya antara lain Sultan Takdir Alisjahbana, Armein Pane, Amir Hamzah dan Sanusi Pane. Jadi Pujangga Baru bukanlah suatu konsepsi ataupun aliran. Namun demikian, orang-orang atau para pengarang yang hasil karyanya pernah dimuat dalam majalah itu, dinilai memiliki bobot dan cita-cita kesenian yang baru dan mengarah kedepan.<br />
<br />
</span><b><span style="font-family: "Courier New", Courier, monospace;"><br />
2. Peristiwa Penting yang Terjadi pada Masa Angkatan Pujangga Baru</span></b></div><div align="justify"><span style="font-family: "Courier New", Courier, monospace;"><br />
Seperti telah disinggung diatas, pada zaman pendudukan Jepang majalah Pujangga Baru ini dilarang oleh pemerintah Jepang dengan alasan karena kebarat-baratan. Angkatan Pujangga Baru (1930-1942) dilatarbelakangi kejadian bersejarah “Sumpah Pemuda” pada 28 Oktober 1928.<br />
Ikrar Sumpah Pemuda 1928:<br />
• Pertama Kami poetera dan poeteri indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia.<br />
• Kedoea Kami poetera dan poeteri indonesia, mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia.<br />
• Ketiga Kami poetera dan poeteri indonesia, mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.<br />
<br />
<b>3. Visi dan Misi Angkatan Pujangga Baru</b></span></div><div align="justify"><span style="font-family: "Courier New", Courier, monospace;"><br />
Melihat latar belakang sejarah pada masa Angkatan Pujangga Baru, tampak Angkatan Pujangga Baru ingin menyampaikan semangat persatuan dan kesatuan Indonesia, dalam satu bahasa yaitu bahasa Indonesia.<br />
<br />
<b>4. Ciri-Ciri Sastra Pada Masa Angkatan Pujangga Baru</b></span></div><div align="justify"><span style="font-family: "Courier New", Courier, monospace;"><b> </b><br />
Sudah menggunakan bahasa Indonesia<br />
Menceritakan kehidupan masyarakat kota, persoalan intelektual, emansipasi (struktur cerita/konflik sudah berkembang)<br />
Pengaruh barat mulai masuk dan berupaya melahirkan budaya nasional<br />
Menonjolkan nasionalisme, romantisme, individualisme, intelektualisme, dan materialisme.</span><br />
<strong><span style="font-family: "Courier New", Courier, monospace;"><br />
5. Pengarang dan Karya Sastra Pujangga Baru</span></strong><br />
<span style="font-family: "Courier New", Courier, monospace;"><br />
• Sutan Takdir Alisjahbana<br />
o Dian Tak Kunjung Padam (1932)<br />
o Tebaran Mega - kumpulan sajak (1935)<br />
o Layar Terkembang (1936)<br />
o Anak Perawan di Sarang Penyamun (1940)<br />
o Kalah dan Manang<br />
• Hamka<br />
o Di Bawah Lindungan Ka'bah (1938)<br />
o Tenggelamnya Kapal van der Wijck (1939)<br />
o Tuan Direktur (1950)<br />
o Didalam Lembah Kehidoepan (1940)<br />
• Armijn Pane<br />
o Belenggu (1940)<br />
o Jiwa Berjiwa<br />
o Gamelan Djiwa - kumpulan sajak (1960)<br />
o Djinak-djinak Merpati - sandiwara (1950)<br />
o Kisah Antara Manusia - kumpulan cerpen (1953)<br />
• Sanusi Pane<br />
o Pancaran Cinta (1926)<br />
o Puspa Mega (1927)<br />
o Madah Kelana (1931)<br />
o Sandhyakala Ning Majapahit (1933)<br />
o Kertajaya (1932)<br />
• Tengku Amir Hamzah<br />
o Nyanyian Sunyi (kumpulan puisi:1954)<br />
o Begawat Gita (1933)<br />
o Setanggi Timur (1939)<br />
o Buah Rindu (1950)<br />
• Rustam Effendi<br />
o Bebasari (1953)<br />
o Pertjikan permenungan (1957)<br />
• Muhammad Yamin<br />
o Drama Ken Arok dan Ken Dedes (1951)<br />
o Indonesia Tumpah Darahku (1928)<br />
o Kalau Dewi Tara Sudah Berkata<br />
o Tanah Air (1920)<br />
Pelopor Angkatan Pujangga Baru adalah Sutan Takdir Ali Syahbana, Armjin Pane, dan Amir Hamzah.</span><br />
<br />
<br />
<br />
<span style="font-family: "Courier New", Courier, monospace;">CONTOH KARYA :<br />
<br />
TANAH AIR<br />
<br />
Pada batasan, Bukit Barisan<br />
Memandang aku, ke bawah memandang;<br />
Tampak hutan rimba dan ngarai;<br />
Lagi pun sawah, sungai yang permai;<br />
Serta gerangan, lihatlah pula<br />
Langit yang hijau bertukar warna<br />
Oleh pucuk daun kelapa;<br />
Itulah tanah, tanah airku,<br />
Sumatra namanya, tumpah darahku.<br />
<br />
Sesayup mata, hutan semata,<br />
Bergunumg bukit, lemah sedikit;<br />
Lauh di sana, di sebelah situ,<br />
Dipagari gunumg satu per satu<br />
Adalah gerangan sebuah surga,<br />
Bukannya janat bumi kedua<br />
Firdaus Melayu di atas dunia!<br />
Itulah tanah yang kusayangi,<br />
Sumatra namanya, yang kujunjungi.<br />
<br />
Pada batasan, bukit barisan,<br />
Memandang ke pantai, teluk permai;<br />
Tampaklah air, air segala<br />
Itulah laut, Samudra Hindia.<br />
Tampaklah ombak, gelombang pelbagai<br />
<br />
Memecah ke pasir, lalu berderai,<br />
“Wahai Andalas, pulau Sumatra,<br />
“Harumkan nama, selatan utara!<br />
<br />
(Jong Sumatra, Th. III, no. 4, April 1920, h. 52)<br />
</span><br />
<b><span style="font-family: "Courier New", Courier, monospace;">KELOMPOK ANGKATAN 30 :<br />
1. RAMAYLA<br />
NIM. 2008-35-046<br />
2. SURADIN BUTON<br />
NIM. 2007-35-047<br />
3. YUDIT WATMARESAN<br />
NIM. 2004-35-018</span></b><br />
<br />
</div>PELANGI SASTRAhttp://www.blogger.com/profile/06437480198881859136noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-5568427967012103598.post-8215697889882321172010-07-17T23:11:00.001-07:002010-07-25T20:49:22.439-07:00Sastra Angkatan 20 ( Leslye Latukolan 2008-35-001)<meta content="text/html; charset=utf-8" http-equiv="Content-Type"></meta><meta content="Word.Document" name="ProgId"></meta><meta content="Microsoft Word 11" name="Generator"></meta><meta content="Microsoft Word 11" name="Originator"></meta><link href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CINTELI%7E1%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtml1%5C01%5Cclip_filelist.xml" rel="File-List"></link><o:smarttagtype name="place" namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags"></o:smarttagtype><o:smarttagtype name="country-region" namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags"></o:smarttagtype><o:smarttagtype name="City" namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags"></o:smarttagtype><style>
<!--
/* Font Definitions */
@font-face
{font-family:Tahoma;
panose-1:2 11 6 4 3 5 4 4 2 4;
mso-font-charset:0;
mso-generic-font-family:swiss;
mso-font-pitch:variable;
mso-font-signature:1627421319 -2147483648 8 0 66047 0;}
@font-face
{font-family:"Tempus Sans ITC";
panose-1:4 2 4 4 3 13 7 2 2 2;
mso-font-charset:0;
mso-generic-font-family:decorative;
mso-font-pitch:variable;
mso-font-signature:3 0 0 0 1 0;}
/* Style Definitions */
p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal
{mso-style-parent:"";
margin:0cm;
margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:12.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";}
@page Section1
{size:612.0pt 792.0pt;
margin:72.0pt 90.0pt 72.0pt 90.0pt;
mso-header-margin:36.0pt;
mso-footer-margin:36.0pt;
mso-paper-source:0;}
div.Section1
{page:Section1;}
-->
</style> <br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;"><span lang="IN">Angkatan 20 atau Angkatan Balai Pustaka</span><span lang="EN-CA"> <br />
</span></div><br />
<div style="text-align: justify;"><span lang="EN-CA"> Angkatan Balai Pustaka merupakan karya sastra di Indonesia yang terbit sejak tahun 1920, yang dikeluarkan oleh penerbit “ Balai Pustaka “. Prosa (roman, novel, cerpen, drama, dan puisi) mulai menggantikan kedudukan syair, pantun, gurindam dan hikayat dalam khazanah sastra di <st1:place w:st="on"><st1:country-region w:st="on">Indonesia</st1:country-region></st1:place> pada masa ini. Balai Pustaka didirikan pada masa ini untuk mencegah pengaruh buruk dari bacaan cabul dan liar yang dihasilkan oleh sastra Melayu rendah yang banyak menyoroti kehidupan pernyaian (cabul) dan dianggap memiliki misi politis (liar).</span></div><div></div><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;"><span lang="EN-CA">Balai Pustaka menerbitkan karya dalam tiga bahasa yaitu; <o:p></o:p></span></div><br />
<div style="text-align: left;"></div><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;"><span lang="EN-CA">Bahasa Melayu-Tinggi, bahasa Jawa dan bahasa Sunda; dan dalam jumlah terbatas dalam bahasa <st1:place w:st="on">Bali</st1:place>, Batak dan Madura. Raja angkatan Balai Pustaka adalah; Nur Sutan Iskandar. Dia disebut raja pada masa ini karena banyak karya tulisnya pada masa ini. Sebagai pengantar pada tahun 1920, pertama kali ditulis sajak <st1:place w:st="on"><st1:country-region w:st="on">Indonesia</st1:country-region></st1:place> modern oleh M.Yamin yang berjudul; Tanah Air.</span></div><br />
<div style="text-align: left;"></div><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;"> </div><br />
<div style="text-align: left;"></div><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;"><br />
</div><br />
<div style="text-align: left;"></div><div style="text-align: left;"></div><div class="MsoNormal"><span lang="EN-CA">Ciri-ciri angkatan Balai Pustaka;<br />
<br />
1. Menggambarkan tema pertentangan paham antara kaum tua dan kaum muda, soal pertentangn adat, soal kawin paksa, permaduan dll<br />
<br />
2. <st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on">Gaya</st1:city></st1:place> bahasanya masih menggunakan perumpamaan yang klise,</span></div><br />
<div></div><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;"><span lang="EN-CA">, pepatah, peri bahasa, tapi menggunakan bahasa percakapan sehari-hari lain dengan bahasa hikayat sastra lama.<o:p></o:p></span></div><br />
<div style="text-align: left;"></div><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;"><span lang="EN-CA"> 3. Puisinya berisi syair dan pantun.<o:p></o:p></span></div><br />
<div style="text-align: left;"></div><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;"><span lang="EN-CA"> 4. Isi karya sastranya bersifat didaktis<o:p></o:p></span></div><br />
<div style="text-align: left;"></div><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;"><span lang="EN-CA"> 5. Alirannya bersifat romantik.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: left;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: left;"><span lang="EN-CA"></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: left;"><span lang="EN-CA"></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: left;"><span lang="EN-CA"></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: left;"><span lang="EN-CA"></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: left;"><span lang="EN-CA"><o:p></o:p></span></div><br />
<div style="text-align: left;"></div><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;"><span lang="EN-CA"> Pengarang dan karya sastra angkatan Balai Pustaka antara lain;<o:p></o:p></span></div><br />
<div style="text-align: left;"></div><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;"><span lang="EN-CA"> <o:p></o:p></span></div><br />
<div style="text-align: left;"></div><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;"><span lang="EN-CA"> 1. Merari Siregar<o:p></o:p></span></div><br />
<div style="text-align: left;"></div><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;"><span lang="EN-CA"> - Azab dan Sengsara (1920)<o:p></o:p></span></div><br />
<div style="text-align: left;"></div><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;"><span lang="EN-CA"> - Binasa karena Gadis Priangan (1931)<o:p></o:p></span></div><br />
<div style="text-align: left;"></div><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;"><span lang="EN-CA"> - Cinta dan Hawa Nafsu<o:p></o:p></span></div><br />
<div style="text-align: left;"></div><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;"><span lang="EN-CA"> 2. Marah Roesli<o:p></o:p></span></div><br />
<div style="text-align: left;"></div><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;"><span lang="EN-CA"> - Siti Nurbaya (1922) </span></div><br />
<div style="text-align: left;"></div><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;"><span lang="EN-CA"> - La Hami (1924)<br />
- Anak dan Kemenakan (1956)<br />
3. Muhammad Yamin<br />
- Tanah Air (1922) - <st1:place w:st="on"><st1:country-region w:st="on">Indonesia</st1:country-region></st1:place>, Tumpah Darahku(1928)<o:p></o:p></span></div><br />
<div style="text-align: left;"></div><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;"><span lang="EN-CA"> - Kalau Dewi Tara Sudah Berkata<o:p></o:p></span></div><br />
<div style="text-align: left;"></div><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;"><span lang="EN-CA"> - Ken Arok dan Ken Dedes (1934)<o:p></o:p></span></div><br />
<div style="text-align: left;"></div><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;"><span lang="EN-CA"> 4. Nur Sutan Iskandar<o:p></o:p></span></div><br />
<div style="text-align: left;"></div><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;"><span lang="EN-CA"> - Apa Dayaku Karena Aku Seorang Perempuan(1923)<o:p></o:p></span></div><br />
<div style="text-align: left;"></div><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;"><span lang="EN-CA"> - Cinta Yang Membawa Maut (1926)<o:p></o:p></span></div><br />
<div style="text-align: left;"></div><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;"><span lang="EN-CA"> - Salah Pilih (1928)<o:p></o:p></span></div><br />
<div style="text-align: left;"></div><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;"><span lang="EN-CA"> - Karena Mentua (1932)<o:p></o:p></span></div><br />
<div style="text-align: left;"></div><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;"><span lang="EN-CA"> - Tuba Dibalas Dengan Susu ( 1933)<o:p></o:p></span></div><br />
<div style="text-align: left;"></div><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;"><span lang="EN-CA"> - Hulubalang Raja (1934)<o:p></o:p></span></div><br />
<div style="text-align: left;"></div><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;"><span lang="EN-CA"> - Katak Hendak Menjadi Debu (1935)<o:p></o:p></span></div><br />
<div style="text-align: left;"></div><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;"><span lang="EN-CA"> 5. Djamaluddin Adinegoro<o:p></o:p></span></div><br />
<div style="text-align: left;"></div><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;"><span lang="EN-CA"> - Darah Muda ( 1927)<o:p></o:p></span></div><br />
<div style="text-align: left;"></div><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;"><span lang="EN-CA"> - <st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on">Asmara</st1:city></st1:place> Jaya ( 1928)</span><span lang="EN-CA" style="color: white; font-family: Tahoma; font-size: 18pt;"> <o:p></o:p></span></div><br />
<div style="text-align: left;"></div><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;"><span lang="EN-CA" style="color: white; font-family: Tahoma; font-size: 18pt;"> </span><span lang="EN-CA">6. Sutan Sati<br />
- Tak Disangka (1923)<br />
- Sengsara Membawa Nikmat (1928)<br />
- Tak Membalas Guna (1932) - Memutuskan Pertalian (1932)<o:p></o:p></span></div><br />
<div style="text-align: left;"></div><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;"><span lang="EN-CA"> 7. Abdul Muis<o:p></o:p></span></div><br />
<div style="text-align: left;"></div><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;"><span lang="EN-CA"> - Salah Asuhan (1928)<o:p></o:p></span></div><br />
<div style="text-align: left;"></div><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;"><span lang="EN-CA"> - Pertemuan Djodoh (1933)<o:p></o:p></span></div><br />
<div style="text-align: left;"></div><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;"><span lang="EN-CA"> 8. Aman Datuk Madnoindo<o:p></o:p></span></div><br />
<div style="text-align: left;"></div><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;"><span lang="EN-CA"> - Menebus Dosa (1932)<o:p></o:p></span></div><br />
<div style="text-align: left;"></div><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;"><span lang="EN-CA"> - Si Cebol Rindukan Bulan (1934)<o:p></o:p></span></div><br />
<div style="text-align: left;"></div><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;"><span lang="EN-CA"> - Sampaikan Salamku Kepadanya (1935)<o:p></o:p></span></div><br />
<div style="text-align: left;"></div><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;"><span lang="EN-CA"> 9. Abas Soetan Pamoentjak<o:p></o:p></span></div><br />
<div style="text-align: left;"></div><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;"><span lang="EN-CA"> - Pertemuan (1927)<o:p></o:p></span></div><br />
<div style="text-align: left;"></div><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;"><br />
</div><br />
<div style="text-align: left;"></div><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;"><span lang="EN-CA"> </span></div><br />
<div style="text-align: left;"></div><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;"><br />
</div><br />
<div style="text-align: left;"></div><div style="text-align: center;"></div><div class="MsoNormal"><span lang="EN-CA"><b> TANAH AIR</b><o:p></o:p></span></div><br />
<div></div><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;"><br />
</div><br />
<div style="text-align: left;"></div><div style="text-align: center;"></div><div class="MsoNormal"><b><span lang="EN-CA">Pada batasan, Bukit Barisan<o:p></o:p></span></b></div><br />
<div></div><div style="text-align: center;"></div><div class="MsoNormal"><b><span lang="EN-CA">Memandang aku, ke bawah memandang;<o:p></o:p></span></b></div><br />
<div></div><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;"><b><span lang="EN-CA">Tampak hutan rimba dan ngarai<o:p></o:p></span></b></div><br />
<div style="text-align: left;"></div><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;"><b><span lang="EN-CA">Lagi pun sawah, sungai yang permai;<o:p></o:p></span></b></div><br />
<div style="text-align: left;"></div><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;"><b><span lang="EN-CA">Serta gerangan, lihatlah pula<o:p></o:p></span></b></div><br />
<div style="text-align: left;"></div><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;"><b><span lang="EN-CA">Langit yang hijau bertukar warna<o:p></o:p></span></b></div><br />
<div style="text-align: left;"></div><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;"><b><span lang="EN-CA">Oleh pucuk dau kelapa;<o:p></o:p></span></b></div><br />
<div style="text-align: left;"></div><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;"><b><span lang="EN-CA">Itulah tanah, tanah airku,<o:p></o:p></span></b></div><br />
<div style="text-align: left;"></div><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;"><b><span lang="EN-CA">Sumatra namanya, tumpah darahku.<o:p></o:p></span></b></div><br />
<div style="text-align: left;"></div><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;"><br />
</div><br />
<div style="text-align: left;"></div><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;"><b><span lang="EN-CA">Sesayup mata, hutan semata,<o:p></o:p></span></b></div><br />
<div style="text-align: left;"></div><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;"><b><span lang="EN-CA">Bergunung bukit, lembah sedikit;<o:p></o:p></span></b></div><br />
<div style="text-align: left;"></div><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;"><b><span lang="EN-CA">Jauh di sana, di sebelah situ,<o:p></o:p></span></b></div><br />
<div style="text-align: left;"></div><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;"><b><span lang="EN-CA">Dipagari gunung satu per satu<o:p></o:p></span></b></div><br />
<div style="text-align: left;"></div><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;"><b><span lang="EN-CA">Adalah gerangan sebuah surga.</span></b><b><span lang="EN-CA" style="color: white; font-family: "Tempus Sans ITC"; font-size: 20pt;"> </span></b><b><span lang="EN-CA">Bukannya janat bumi kedua</span><o:p></o:p></b></div><br />
<div style="text-align: left;"></div><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;"><br />
</div><br />
<div style="text-align: left;"></div><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;"><b><span lang="EN-CA">Firdaus Melayu di atas dunia!<o:p></o:p></span></b></div><br />
<div style="text-align: left;"></div><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;"><b><span lang="EN-CA">Itulah tanah yang kusayangi.<o:p></o:p></span></b></div><br />
<div style="text-align: left;"></div><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;"><b><span lang="EN-CA">Sumatra namanya, yang kujunjungi.<o:p></o:p></span></b></div><br />
<div style="text-align: left;"></div><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;"><br />
</div><br />
<div style="text-align: left;"></div><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;"><b><span lang="EN-CA">Pada batasan, Bukit Barisan,<o:p></o:p></span></b></div><br />
<div style="text-align: left;"></div><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;"><b><span lang="EN-CA">Memandang ke pantai, teluk permai;<o:p></o:p></span></b></div><br />
<div style="text-align: left;"></div><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;"><b><span lang="EN-CA">Tampaklah air, air segala,<o:p></o:p></span></b></div><br />
<div style="text-align: left;"></div><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;"><b><span lang="EN-CA">Itulah laut, Samudra Hindia.<o:p></o:p></span></b></div><br />
<div style="text-align: left;"></div><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;"><b><span lang="EN-CA">Tampaklah ombak, gelombang pelbagai<o:p></o:p></span></b></div><br />
<div style="text-align: left;"></div><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;"><b><span lang="EN-CA">Memecah ke pasir, lalu berderai,<o:p></o:p></span></b></div><br />
<div style="text-align: left;"></div><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;"><b><span lang="EN-CA">“Wahai Andalas, pulau Sumatra,<o:p></o:p></span></b></div><br />
<div style="text-align: left;"></div><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;"><b><span lang="EN-CA">“Harumkan nama, Selatan Utara!<o:p></o:p></span></b></div><br />
<div style="text-align: left;"></div><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;"><b><span lang="EN-CA"> Oleh M. Yamin <o:p></o:p></span></b></div><br />
<div style="text-align: left;"></div><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;"><br />
</div><br />
<div style="text-align: left;"></div><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;"><br />
</div><br />
<div style="text-align: left;"></div><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;"><br />
</div><br />
<div style="text-align: left;"></div><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;"><br />
</div>PELANGI SASTRAhttp://www.blogger.com/profile/06437480198881859136noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-5568427967012103598.post-58993665502435195462010-07-08T04:32:00.000-07:002010-07-08T04:32:41.421-07:00UNSUR-UNSUR PEMBANGUN KARYA SASTRA<span style="font-size: small;"><span><span><span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span><span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"></span></span></span><b><span></span></b><span><o:p _moz-userdefined=""></o:p></span></span><!--[endif]--> <div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span>Sebenarnya sangat sulit menjelaskan unsur-unsur yang membentuk suatu karya sastra. Namun, setidak-tidaknya hal itu dapat didekati dari dua sisi. Pertama kita lihat dari definisi-definisi yang telah diungkapkan. Dari definisi-definisi yang sudah ada, ada unsur-unsur yang selalu disinggung. Unsur-unsur tersebut dapat dipandang sebagai unsur-unsur yang dianggap sebagai pembentuk karya sastra.</span></span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span> <o:p _moz-userdefined=""></o:p></span></span></div><div> </div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span>Menurut Luxemburg (1992:4-6) beberapa ciri yang selalu muncul dari definisi-definisi yang pernah diungkapkan antara lain :<o:p _moz-userdefined=""></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; margin-left: 0.5in; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: small;"><span><span>a.<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span>Sastra merupakan ciptaan atau kreasi, bukan pertama-tama imitasi.<o:p _moz-userdefined=""></o:p></span></span><!--[endif]--></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; margin-left: 0.5in; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: small;"><span><span>b.<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span>Sastra bersifat otonom (menciptakan dunianya sendiri), terlepas dari dunia nyata.<o:p _moz-userdefined=""></o:p></span></span><!--[endif]--></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; margin-left: 0.5in; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: small;"><span><span>c.<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span>Sastra mempunyai ciri koherensi atau keselarasan antara bentuk dan isinya.<o:p _moz-userdefined=""></o:p></span></span><!--[endif]--></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; margin-left: 0.5in; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: small;"><span><span>d.<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span>Sastra menghidangkan sintesa (jalan tengah) antara hal-hal yang saling bertentangan.<o:p _moz-userdefined=""></o:p></span></span><!--[endif]--></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; margin-left: 0.5in; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: small;"><span><span>e.<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span>Sastra berusaha mengungkapkan hal yang tidak terungkapkan.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; margin-left: 0.5in; text-indent: -0.25in;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; margin-left: 0.5in; text-indent: -0.25in;"><span style="font-size: small;"><span><o:p _moz-userdefined=""></o:p></span></span><!--[endif]--></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span>Pendekatan kedua dapat dilihat dengan cara melihat bagaimana seorang juri atau editor mempertimbangkan mutu sebuah karya sastra. <o:p _moz-userdefined=""></o:p></span></span></div><div> </div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span>Jakob Sumardjo dan Zaini KM (1988:5-8) mengajukan sepuluh syarat karya sastra bermutu, yaitu<o:p _moz-userdefined=""></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; margin-left: 0.5in; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: small;"><span><span>a.<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span>Karya sastra adalah usaha merekam isi jiwa sastrawannya.<o:p _moz-userdefined=""></o:p></span></span><!--[endif]--></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; margin-left: 0.5in; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: small;"><span><span>b.<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span>Sastra adalah komunikasi, artinya bisa dipahami oleh orang lain.<o:p _moz-userdefined=""></o:p></span></span><!--[endif]--></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; margin-left: 0.5in; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: small;"><span><span>c.<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span>Sastra adalah sebuah keteraturan, artinya tunduk pada kaidah-kaidah seni.<o:p _moz-userdefined=""></o:p></span></span><!--[endif]--></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; margin-left: 0.5in; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: small;"><span><span>d.<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span>Sastra adalah penghiburan, artinya mampu memberi rasa puas atau rasa senang pada pembaca.<o:p _moz-userdefined=""></o:p></span></span><!--[endif]--></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; margin-left: 0.5in; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: small;"><span><span>e.<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span>Sastra adalah sebuah integrasi, artinya terdapat keserasian antara isi, bentuk, bahasa, dan ekspresi pribadi pengarangnya.<o:p _moz-userdefined=""></o:p></span></span><!--[endif]--></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; margin-left: 0.5in; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: small;"><span><span>f.<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span>Sebuah karya sastra yang bermutu merupakan penemuan.<o:p _moz-userdefined=""></o:p></span></span><!--[endif]--></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; margin-left: 0.5in; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: small;"><span><span>g.<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span>Karya yang bermutu merupakan (totalitas) ekspresi sastrawannya.<o:p _moz-userdefined=""></o:p></span></span><!--[endif]--></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; margin-left: 0.5in; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: small;"><span><span>h.<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span>Karya sastra yang bermutu merupakan sebuah karya yang pekat, artinya padat isi dan bentuk, bahasa dan ekspresi.<o:p _moz-userdefined=""></o:p></span></span><!--[endif]--></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; margin-left: 0.5in; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: small;"><span><span>i.<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span>Karya sastra yang bermutu merupakan (hasil) penafsiran kehidupan.<o:p _moz-userdefined=""></o:p></span></span><!--[endif]--></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; margin-left: 0.5in; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: small;"><span><span>j.<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span>Karya sastra yang bermutu merupakan sebuah pembaharuan.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; margin-left: 0.5in; text-indent: -0.25in;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; margin-left: 0.5in; text-indent: -0.25in;"><span style="font-size: small;"><span><o:p _moz-userdefined=""></o:p></span></span><!--[endif]--></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span>Berbeda dengan Jakob Sumardjo dan Zaini KM, Luxemburg berpendapat bahwa<o:p _moz-userdefined=""></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: small;"><span><span>a.<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span>Karya sastra adalah teks-teks yang tidak melulu disusun untuk tujuan komunikasi praktis dan sementara waktu.<o:p _moz-userdefined=""></o:p></span></span><!--[endif]--></div><div> </div><div class="MsoNormal" style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: small;"><span><span>b.<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span>Karya sastra adalah teks-teks yang mengandung unsur fiksionalitas.<o:p _moz-userdefined=""></o:p></span></span><!--[endif]--></div><div style="text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: small;"><span><span>c.<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span>Karya sastra adalah jika pembacanya mengambil jarak dengan teks tersebut.<o:p _moz-userdefined=""></o:p></span></span><!--[endif]--></div><div style="text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: small;"><span><span>d.<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span>Bahannya diolah secara istimewa.<o:p _moz-userdefined=""></o:p></span></span><!--[endif]--></div><div style="text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: small;"><span><span>e.<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span>Karya sastra dapat kita baca menurut tahap-atahp arti yang berbeda-beda.<o:p _moz-userdefined=""></o:p></span></span><!--[endif]--></div><div style="text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: small;"><span><span>f.<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span>Karena sifat rekaannya sastra secara langsung tidak mengatakan sesuatu mengenai kenyataan dan juga tidak menggugak kita untuk langsung bertindak.<o:p _moz-userdefined=""></o:p></span></span><!--[endif]--></div><div style="text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: small;"><span><span>g.<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span>Sambil membaca karya sastra tersebut kita dapat mengadakan identifikasi dengan seorang tokoh atau dengan orang-orang lain.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span style="font-size: small;"><span>h. Bahasa sastra dan pengolahan bahan lewat sastra dapat membuka batin kita bagi pengalaman-pengalaman baru </span></span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span style="font-size: small;"><span><o:p _moz-userdefined=""></o:p></span></span><!--[endif]--></div><div style="text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; margin-left: 0.5in; text-indent: -0.25in;"><!--[endif]--></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; margin-left: 0.5in; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: small;"><span><span>i.<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span>Bahasa dan sarana-sarana sastra lainnya mempunyai suatu nilai tersendiri.<o:p _moz-userdefined=""></o:p></span></span><!--[endif]--></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; margin-left: 0.5in; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: small;"><span><span>j.<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span>Sastra sering digunakan untuk mencetuskan pendapat yang hidup dalam masyarakat.<o:p _moz-userdefined=""></o:p></span></span><!--[endif]--></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br />
</div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><b><i><span>Daftar Pustaka</span></i></b><span><o:p _moz-userdefined=""></o:p></span></span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; margin-left: 2in;"><span style="font-size: small;"><span>Luxemburg, Jan van, Mieke Bal, dan Willem G. Weststeijn. 1992.<i> Pengantar Ilmu Sastra</i>. <st1:city _moz-userdefined="" w:st="on"><st1:place _moz-userdefined="" w:st="on">Jakarta</st1:place></st1:city> : Gramedia Pustaka Utama.<o:p _moz-userdefined=""></o:p></span></span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; margin-left: 2in;"><span style="font-size: small;"><span>Sumardjo, Jakob, dan Sauni K.M. 1988. <i>Apresiasi Kesusastraan</i>. <st1:city _moz-userdefined="" w:st="on"><st1:place _moz-userdefined="" w:st="on">Jakarta</st1:place></st1:city> : Gramedia.<o:p _moz-userdefined=""></o:p></span></span></div>PELANGI SASTRAhttp://www.blogger.com/profile/06437480198881859136noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-5568427967012103598.post-75036369037259750462010-07-08T04:18:00.000-07:002010-07-08T04:18:11.888-07:00PEMBAGIAN JENIS-JENIS SASTRA<span style="font-size: small;"></span> <div class="MsoNormal" style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; margin-left: 0.5in; text-indent: -0.5in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: small;"><span><span><span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><b><span></span></b><span><o:p _moz-userdefined=""></o:p></span></span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span>Pembicaraan yang selama ini dilakukan ternyata hanya memberi perhatian pada tiga jenis karya sastra yaitu puisi, prosa cerita, dan drama. Hal itu memang logis karena tiga jenis tersebutlah yang mengandung unsur-unsur kesusastraan secara dominan (fiksi, imaji, dan rekaan). Namun, seiring dengan perkembangan dunia sastra akhir-akhir ini mulai terjadi pembatasan yang tipis antara khayalan dan kenyataan. Oleh sebab itu mulai dibicarakan pembagian sastra yanag lain.<o:p _moz-userdefined=""></o:p></span></span></div><div> </div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span>Dalam perkembangan sastra akhir-akhir ini, karya sastra dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu (a) sastra imajinatif, dan (b) sastra non-imajinatif.</span></span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span><o:p _moz-userdefined=""></o:p></span></span></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span>Sastra imajinatif mempunyai ciri<o:p _moz-userdefined=""></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; margin-left: 0.5in; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: small;"><span><span>a.<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span>isinya bersifat khayali<o:p _moz-userdefined=""></o:p></span></span><!--[endif]--></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; margin-left: 0.5in; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: small;"><span><span>b.<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span>menggunakan bahasa yang konotatif<o:p _moz-userdefined=""></o:p></span></span><!--[endif]--></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; margin-left: 0.5in; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: small;"><span><span>c.<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span>memenuhi syarat-syarat estetika seni.<o:p _moz-userdefined=""></o:p></span></span><!--[endif]--></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span>Sedangkan sastra non-imajinatif mempunyai ciri-ciri<o:p _moz-userdefined=""></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; margin-left: 0.5in; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: small;"><span><span>a.<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span>isinya menekankan unsur faktual/faktanya.<o:p _moz-userdefined=""></o:p></span></span><!--[endif]--></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; margin-left: 0.5in; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: small;"><span><span>b.<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span>Menggunakan bahasa yang cenderung denotatif.<o:p _moz-userdefined=""></o:p></span></span><!--[endif]--></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; margin-left: 0.5in; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: small;"><span><span>c.<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span>Memenuhi unsur-unsur estetika seni.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; margin-left: 0.5in; text-indent: -0.25in;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; margin-left: 0.5in; text-indent: -0.25in;"><span style="font-size: small;"><span><o:p _moz-userdefined=""></o:p></span></span><!--[endif]--></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span>Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kesamaan antara sastra imajinatif dan non-imajinatif adalah masalah estetika seni. Unsur estetika seni meliputi keutuhan <i>(unity)</i>, keselarasan <i>(harmony)</i>, keseimbangan <i>(balance)</i>, fokus/pusat penekanan suatu unsur <i>(right emphasis)</i>. Sedangkan perbedaannya terletak pada isi dan bahasanya. Isi sastra imajinatif sepenuhnya bersifat khayal/fiktif, sedangkan isi sastra non-imajinantif didominasi oleh fakta-fakta. Bahasa sastra imajinatif cenderung konotatif, sedangkan bahasa sastra non-imajinatif cenderung denotatif.</span></span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span><o:p _moz-userdefined=""></o:p></span></span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span>Bentuk karya sastra yang termasuk karya sastra imajinatif adalah<o:p _moz-userdefined=""></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; margin-left: 0.5in; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: small;"><span><span>a.<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span>Puisi : 1. Epik 2. Lirik 3. dramatik<o:p _moz-userdefined=""></o:p></span></span><!--[endif]--></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; margin-left: 0.5in; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: small;"><span><span>b.<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span>Prosa : 1. Fiksi (novel, cerpen, roman) dan 2. Drama (drama prosa, drama puisi)</span></span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; margin-left: 0.5in; text-indent: -0.25in;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; margin-left: 0.5in; text-indent: -0.25in;"><span style="font-size: small;"><span><o:p _moz-userdefined=""></o:p></span></span><!--[endif]--></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; margin-left: 0.5in; text-indent: -0.25in;"><span style="font-size: small;"><span>Bentuk karya sastra yang termasuk sastra non-imajinatif adalah<o:p _moz-userdefined=""></o:p><span> </span></span></span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; margin-left: 0.5in; text-indent: -0.25in;"><span style="font-size: small;"><span><span>a.<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span>Esai, yaitu karangan pendek tentang suatu fakta yang dikupas menurut pandangan pribadi penulisnya.<o:p _moz-userdefined=""></o:p></span></span><!--[endif]--></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; margin-left: 0.5in; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: small;"><span><span>b.<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span>Kritik, adalah analisis untuk menilai suatu karya seni atau karya sastra.<o:p _moz-userdefined=""></o:p></span></span><!--[endif]--></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; margin-left: 0.5in; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: small;"><span><span>c.<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span>Biografi, adalah cerita tentang hidup seseorang yang ditulis oleh orang lain.<o:p _moz-userdefined=""></o:p></span></span><!--[endif]--></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; margin-left: 0.5in; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: small;"><span><span>d.<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span>Otobiografi, adalah biografi yang ditulis oleh tokohnya sendiri.<o:p _moz-userdefined=""></o:p></span></span><!--[endif]--></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; margin-left: 0.5in; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: small;"><span><span>e.<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span>Sejarah, adalah cerita tentang zaman lampau suatu masyarakat berdasarkan sumber tertulis maupun tidak tertulis.<o:p _moz-userdefined=""></o:p></span></span><!--[endif]--></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; margin-left: 0.5in; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: small;"><span><span>f.<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span>Memoar, adalah otobiografi tentang sebagian pengalaman hidup saja.<o:p _moz-userdefined=""></o:p></span></span><!--[endif]--></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; margin-left: 0.5in; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: small;"><span><span>g.<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span>Catatan harian, adalah catataan seseorang tentang dirinya atau lingkungannya yang ditulis secara teratur.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; margin-left: 0.5in; text-indent: -0.25in;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; margin-left: 0.5in; text-indent: -0.25in;"><span style="font-size: small;"><span></span></span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; margin-left: 0.5in; text-indent: -0.25in;"><span style="font-size: small;"><span><o:p _moz-userdefined=""></o:p></span></span><!--[endif]--></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; margin-left: 0.5in; text-indent: -0.5in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-size: small;"><span><span><span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span></span></div>PELANGI SASTRAhttp://www.blogger.com/profile/06437480198881859136noreply@blogger.com8tag:blogger.com,1999:blog-5568427967012103598.post-53386640976999973062010-07-08T04:11:00.000-07:002010-07-08T04:11:44.464-07:00PENGERTIAN SASTRA<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">Sastra sebagai cabang dari seni yang merupakan unsur integral dari kebudayaan usianya sudah cukup tua. Sastra telah menjadi bagian dari pengalaman hidup manusia sejak dahulu, baik dari aspek manusia sebagai penciptanya maupun aspek manusia sebagai penikmatnya. Karya sastra merupakan curahan pengalaman batin pengarang tentang fenomena kehidupan sosial dan budaya masyarakat pada masanya. Ia juga merupakan ungkapan peristiwa, ide, gagasan serta nilai-nilai kehidupan yang diamanatkan didalamnya. Sastra mempersoalkan manusia dalam segala aspek kehidupannya sehingga karya itu berguna untuk mengenal manusia dan kebudayaan dalam kurun waktu tertentu.</div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"><span>Ada bermacam-macam definisi tentang kesusastraan. Namun demikian, diskusi tentang hakikat sastra sampai sekarang masih hangat. Hal itu karena banyak definisi yang tidak memuaskan. Definisi-definisi yang pernah ada kurang memuaskan karena :<o:p _moz-userdefined=""></o:p></span></div><ol start="1" style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;" type="a"><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span lang="IN">Pada dasarnya sastra bukanlah ilmu, sastra adalah cabang seni. Seni sangat ditentukan oleh faktor manusia dan penafsiran, khususnya masalah perasaan, semangat, kepercayaan. Dengan demikian, sulit sekali dibuat batasan atau definisi sastra di mana definisi tersebut dihasilkan dari metode ilmiah.<o:p _moz-userdefined=""></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span lang="IN">Orang ingin mendefinisikan terlalu banyak sekaligus. Seperti diketahui, karya sastra selalu melekat dengan situasi dan waktu penciptaannya. Karya sastra tahun 1920-an tentu berbeda dengan karya sastra tahun 1966. Kadang-kadang definisi kesusastraan ingin mencakup seluruhnya, sehingga mungkin tepat untuk satu kurun waktu tertentu tetapi ternyata kurang tepat untuk yang lain.<o:p _moz-userdefined=""></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span lang="IN">Orang ingin mencari definisi ontologis tentang sastra (ingin mengungkap hakikat sastra). Karya sastra pada dasarnya merupakan hasil kreativitas manusia. Kreativitas merupakan sesuatu yang sangat unik dan individual. Oleh sebab itu sangat tidak memungkinkan jika orang mau mengungkap hakikat sastra.<o:p _moz-userdefined=""></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span lang="IN">Orientasinya terlalu kebarat-baratan. Ketika orang mencoba mendefinisikan kesusastraan, orang cenderung mengambil referensi dari karya-karya barat. Padahal belum tentu telaah yang dilakukan untuk karya sastra Barat sesuai untuk diterapkan pada karya sastra Indonesia.<o:p _moz-userdefined=""></o:p></span></li>
</ol><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span lang="IN">Biasanya terjadi percampuran antara mendefinisikan sastra dan menilai bermutu tidaknya suatu karya sastra. Definisi mensyaratkan sesuatu rumusan yang universal, berlaku umum, sementara penilaian hanya berlaku untuk karya-karya tertentu yang diketahui oleh pembuat definisi.<o:p _moz-userdefined=""></o:p></span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"> </div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"><span>Beberapa definisi yang pernah diungkapkan orang :<o:p _moz-userdefined=""></o:p></span></div><ol start="1" style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;" type="a"><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span lang="IN">Sastra adalah seni berbahasa.<o:p _moz-userdefined=""></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span lang="IN">Sastra adalah ungkapan spontan dari perasaan yang mendalam.<o:p _moz-userdefined=""></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span lang="IN">Sastra adalah ekspresi pikiran (pandangan, ide, perasaan, pemikiran) dalam bahasa.<o:p _moz-userdefined=""></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span lang="IN">Sastra adalah inspirasi kehidupan yanag dimateraikan dalam sebuah bentuk keindahan.<o:p _moz-userdefined=""></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span lang="IN">Sastra adalah buku-buku yang memuat perasaan kemanusiaan yang mendalam dan kebenaran moral dengan sentuhan kesucian, keluasan pandangan, dan bentuk yang mempesona.<o:p _moz-userdefined=""></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span lang="IN">Sastra adalah ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat, keyakainan dalam suatu bentuk gambaran kongkret yang membangkitkan pesona dengan alat bahasa.<o:p _moz-userdefined=""></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span lang="IN">Sesuatu disebut teks sastra jika (1) teks tersebut tidak melulu disusun untuk tujuan komunikatif praktis atau sementara waktu, (2) teks tersebut mengandung unsur fiksionalitas, (3) teks tersebut menyebabkan pembaca mengambil jarak, (4) bahannya diolah secara istimewa, dan (5) mempunyai keterbukaan penafsiran.<o:p _moz-userdefined=""></o:p></span></li>
</ol><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"><span>Sampai saat ini ada keyakinan bahwa ada tiga hal yang membedakan karya sastra dengan karya tulis lainnya, yaitu<o:p _moz-userdefined=""></o:p></span></div><ol start="1" style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;" type="a"><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span lang="IN">sifat khayali<o:p _moz-userdefined=""></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span lang="IN">adanya nilai-nilai seni/estetika<o:p _moz-userdefined=""></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span lang="IN">penggunaan bahasa yang khas<o:p _moz-userdefined=""></o:p></span></li>
</ol><div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span lang="IN"><span><img alt="*" height="11" src="file:///C:/DOCUME%7E1/VENN0/LOCALS%7E1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif" width="11" /><span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span lang="IN">Beberapa pengertian sastra yang dikemukakan oleh para ahli antara lain :<o:p _moz-userdefined=""></o:p></span><!--[endif]--></div><div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span lang="IN"><span>1.<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span lang="IN">Menurut A. Teeuw, dalam bukunya yang berjudul <i>Sastra</i> <i>dan Ilmu Sastra</i> : <i>Pengantar Teori Sastra </i>(1984:22-23), dipaparkan bahwa dalam dalam bahasa-bahasa Barat gejala yang ingin kita batasi disebut <i>literature</i> (Innggris), <i>literature </i>(Jerman)<i>, </i>dan <i>litterature</i> (Perancis). Ketiga istilah tersebut berasal dari bahasa Latin <i>litteratura</i> yang sebetulnya merupakan terjemahan dari kata Yunani <i>grammatika.</i> <i>Litteratura</i> dan <i>grammatika</i> masing-masing berdasarkan kata <i>littera</i> dan <i>gramma</i> yang didefenisikan sebagai segala sesuatu yang tertulis; pemakaian bahasa dalam bentuk tulis.<o:p _moz-userdefined=""></o:p></span><!--[endif]--></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span lang="IN"><span>2.<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span lang="IN">Menurut Jacob Sumardjo dan Saini K.M. (1991:2-3), setidaknya ada beberapa batasan yang dapat digunakan untuk menjawab pertanyaan Apa Itu Sastra ? <i>Pertama</i>, sastra adalah seni bahasa. <i>Kedua,</i> sastra adalah ungkapan yang spontan dari perasaan yang mendalam. <i>Ketiga,</i> sastra adalah ekspresi pikiran, semua kegiatan mental manusia dalam bahasa. <i>Keempat,</i> sastra adalah inspirasi kehidupan yang diungkapkan dalam bentuk keindahan. <i>Kelima, </i>sastra adalah semua buku yang memuat perasaan kemanusiaan mendalam dan kebenaran moral dengan sentuhan kesucian, keluasan pandangan, dan bentuk memesona.<o:p _moz-userdefined=""></o:p></span><!--[endif]--></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span lang="IN"><span>3.<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span lang="IN">Sastra adalah ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, semangat, dan keyakinan dalam suatu bentuk gambaran konkret yang membangkitkan pesona dnegan alat bahasa.<o:p _moz-userdefined=""></o:p></span><!--[endif]--></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span lang="IN"><span><img alt="*" height="11" src="file:///C:/DOCUME%7E1/VENN0/LOCALS%7E1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif" width="11" /><span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span lang="IN">Studi sastra (Literary Study/Literary Studies) muncul ketika filosofi Yunani, Aristoteles (384-322SM) lebih dari 2000 tahun yang lalu ketika ia menulis buku yang berjudul Poetica. Tulisannya itu memuat tentang teori drama tragedi. Selanjutnya istilah <i>poetica</i> dalam teori kesusastraan disebut dengan beberapa istilah.<o:p _moz-userdefined=""></o:p></span><!--[endif]--></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span lang="IN"><span>-<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span lang="IN">W.H. Hudson menamakannya dengan studi sastra (The Study of Literature)<o:p _moz-userdefined=""></o:p></span><!--[endif]--></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span lang="IN"><span>-<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span lang="IN">Rene Wellek dan Austin Warren menamakannya dengan teori sastra (Theory of Literature)<o:p _moz-userdefined=""></o:p></span><!--[endif]--></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span lang="IN"><span>-<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span lang="IN">Andre Lafevere menamakannya dengan pengetahuan sastra (Literary Knowledge) <o:p _moz-userdefined=""></o:p></span><!--[endif]--></div><div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span lang="IN"><span>-<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span lang="IN">A. Teeuw menggunakan istilah ilmu sastra (Literary Scholarship)<o:p _moz-userdefined=""></o:p></span><!--[endif]--></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 0.25in; text-align: justify;"><span lang="IN">Berdasarkan terminologi kata, ketiga istilah tersebut berbeda maknanya.<o:p _moz-userdefined=""></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span lang="IN"><span>-<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span lang="IN">Studi menyiratkan makna proses mempelajari suatu objek. Untuk memahami karya sastra sebagai suatu objek memerlukan proses dalam mempelajarinya. Proses yang dilakukan berupa berbagai kegiatan belajar sehingga tercapai pemahaman terhadap karya sastra yang dipelajari. <o:p _moz-userdefined=""></o:p></span><!--[endif]--></div><div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span lang="IN"><span>-<span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span lang="IN">Teori menyangkut makna asas atau hukum yang menjadi dasar ilmu pengetahuan. Karya sastra sebagai suatu objek yang dipelajari tentu ada asas-asas, hukum-hukum, landasan-landasan yang menopangnya sehingga ia berwujud sebagai sebuah karya sastra yang berbeda dengan karya-karya yang lain.<span><span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"></span></span></span><span lang="IN">Ilmu menyangkut makna pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode-metode tertentu yang dapat digunakan untuk menerangkan gejal-gejala yang terdapat didalam bidang tersebut. <span><span style="font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"></span></span></span><span lang="IN">Pengetahuan menyangkut sesuatu yang diketahui sebagai hasil dari proses belajar sastra.<o:p _moz-userdefined=""></o:p></span><!--[endif]--><!--[if !supportLists]--><!--[endif]--><!--[if !supportLists]--></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br />
</div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;">YANG PERLU DIPERHATIKAN :</div><div class="MsoNormal" style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; line-height: 12pt;"><span lang="IN">Sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni. Sastra juga cabang ilmu pengetahuan. <span> </span>Studi sastra memiliki metode-metode yang absah dan ilmiah, walau tidak selalu sama dengan metode ilmu-ilmu alam. Bedanya hanya saja ilmu-ilmu alam berbeda dengan tujuan ilmu-ilmu budaya. Ilmu-ilmu alam mempelajari fakta-fakta yang berulang, sedangkan sejarah mengkaji fakta-fakta yang silih berganti. Karya sastra pada dasarnya bersifat umum dan sekaligus bersifat khusus, atau lebih tepat lagi : individual dan umum sekaligus. Studi sastra adalah sebuah cabang ilmu pengetahuan yang berkembang terus-menerus. (Rene Wellek dan Austin Warren)<o:p _moz-userdefined=""></o:p></span></div><span lang="IN" style="font-family: "Arial Unicode MS","sans-serif"; line-height: 115%;">Pertanggungjawaban sastra adalah estetika dan ruang lingkup sastra adalah kreatifitas penciptaan yang meliputi puisi, prosa, dan drama. Sedangkan pertanggungjawaban studi sastra adalah logika dan ruang lingkup studi sastra adalah ilmu dengan sastra sebagai objek (Budi Darma)<br />
<!--[if !supportLineBreakNewLine]--><br />
</span><br />
<span lang="IN" style="font-family: "Arial Unicode MS","sans-serif"; line-height: 115%;"> </span> <br />
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span lang="IN" style="font-family: Symbol;"><span><img alt="*" height="11" src="file:///C:/DOCUME%7E1/VENN0/LOCALS%7E1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif" width="11" /><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span lang="IN" style="font-family: "Arial Unicode MS","sans-serif";">Dalam wilayah studi sastra terdapat tiga cabang ilmu sastra yaitu teori sastra, sejarah sastra dan kritik sastra<o:p _moz-userdefined=""></o:p></span><!--[endif]--></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 32.2pt; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span lang="IN" style="font-family: Wingdings;"><span>Ø<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span lang="IN" style="font-family: "Arial Unicode MS","sans-serif";">Sastra dapat dilihat dari sudut pandang prinsip, kategori, asas, atau ketentuan yang mendasari karya sastra. Teori sastra adalah teori tentang prinsip-prinsip, kategori, asas, atau hukum yang mendasari pengkajian karya sastra.<o:p _moz-userdefined=""></o:p></span><!--[endif]--></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 32.2pt; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span lang="IN" style="font-family: Wingdings;"><span>Ø<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span lang="IN" style="font-family: "Arial Unicode MS","sans-serif";">Sastra dapat dilihat deretan karya yang sejajar atau tersusun secara kronologis dari masa ke masa dan merupakan bagian dari proses sejarah. Sejarah sastra adalah ilmu yang mempelajari tentang perkembangan sastra secara kronologis dari waktu ke waktu<o:p _moz-userdefined=""></o:p></span><!--[endif]--></div><div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 32.2pt; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span lang="IN" style="font-family: Wingdings;"><span>Ø<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span lang="IN" style="font-family: "Arial Unicode MS","sans-serif";">Sastra dapat dikaji dengan menggunakan prinsip-prinsip karya sastra. Kritik sastra adalah ilmu yang mempelajari dan memberikan penilaian terhadap karya sastra berdasarkan teori sastra. Di dalam ilmu sastra, perlu disadari bahwa ketiga bidang tersebut tidak dapat dipisahkan (Wellek dan Warren; 1977:39)<o:p _moz-userdefined=""></o:p></span><!--[endif]--></div><span lang="IN" style="font-family: "Arial Unicode MS","sans-serif"; font-size: 10pt; line-height: 115%;"> <!--[endif]--></span>PELANGI SASTRAhttp://www.blogger.com/profile/06437480198881859136noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-5568427967012103598.post-77938744979010611902010-07-07T22:39:00.000-07:002010-07-07T22:39:03.925-07:00PETUNJUK<b>Ada beberapa hal yang perlu dilakukan oleh Anda terhadap ebberapa materi yang telah disediakan yaitu :<br />
1. Anda diminta untuk mempelajari materi dengan seksama<br />
2. Buatlah beberapa pokok-pokok pikiran penting berdasarkan materi yang telah dibaca<br />
3. Jika ada pertanyaan, maka Anda dapat menyampaikan pertanyaan pada bagian bawah <br />
materi pada komentar atau ke email disertai dengan identitas Anda.<br />
4. Untuk pertemuan pada Rabu, 14 Juni 2010, akan dilaksanakan evaluasi dalam bentuk <br />
kuis atau studi kasus<br />
5. Selamat mempelajari materi ini, kalau ada tambahan akan diinfokan. Terima Kasih.</b><b></b>PELANGI SASTRAhttp://www.blogger.com/profile/06437480198881859136noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-5568427967012103598.post-4613814033194858802010-07-07T22:19:00.001-07:002010-07-07T22:19:52.700-07:00ANGKATAN, GENERASI, DAN PERIODISASI INDONESIA<meta content="text/html; charset=utf-8" http-equiv="Content-Type"></meta><meta content="Word.Document" name="ProgId"></meta><meta content="Microsoft Word 12" name="Generator"></meta><meta content="Microsoft Word 12" name="Originator"></meta><link href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5Cuser-01%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_filelist.xml" rel="File-List"></link><link href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5Cuser-01%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_themedata.thmx" rel="themeData"></link><link href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5Cuser-01%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_colorschememapping.xml" rel="colorSchemeMapping"></link> <m:smallfrac m:val="off"> <m:dispdef> <m:lmargin m:val="0"> <m:rmargin m:val="0"> <m:defjc m:val="centerGroup"> <m:wrapindent m:val="1440"> <m:intlim m:val="subSup"> <m:narylim m:val="undOvr"> </m:narylim></m:intlim> </m:wrapindent><style>
<!--
/* Font Definitions */
@font-face
{font-family:"Cambria Math";
panose-1:2 4 5 3 5 4 6 3 2 4;
mso-font-charset:0;
mso-generic-font-family:roman;
mso-font-pitch:variable;
mso-font-signature:-1610611985 1107304683 0 0 159 0;}
@font-face
{font-family:Calibri;
panose-1:2 15 5 2 2 2 4 3 2 4;
mso-font-charset:0;
mso-generic-font-family:swiss;
mso-font-pitch:variable;
mso-font-signature:-1610611985 1073750139 0 0 159 0;}
/* Style Definitions */
p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal
{mso-style-unhide:no;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
margin-top:0cm;
margin-right:0cm;
margin-bottom:10.0pt;
margin-left:0cm;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:Calibri;
mso-fareast-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}
.MsoChpDefault
{mso-style-type:export-only;
mso-default-props:yes;
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:Calibri;
mso-fareast-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}
.MsoPapDefault
{mso-style-type:export-only;
margin-bottom:10.0pt;
line-height:115%;}
@page Section1
{size:612.0pt 792.0pt;
margin:72.0pt 72.0pt 72.0pt 72.0pt;
mso-header-margin:36.0pt;
mso-footer-margin:36.0pt;
mso-paper-source:0;}
div.Section1
{page:Section1;}
-->
</style> </m:defjc></m:rmargin></m:lmargin></m:dispdef></m:smallfrac><br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"> <br />
A. BEBERAPA PANDANGAN</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><br />
</span></div><div style="text-align: justify;"><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"> Istilah angkatan, periode, dan generasi, sebagai istilah yang digunakan untuk merujuk perkembangan kesusastraan Indonesia merupakan masalah yang pernah dibincangkan oleh para ahli sastra.</span><br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"> Masalah penamaan angkatan, periode, dan generasi di dalam kesusastraan Indonesia sudah terdapat sejak Sutan Takdir Alisjahbana dan kawan-kawannya dari lingkungan Pujangga Baru memaklumatkan tentang kehadirannya sebagai pujangga yang berbeda dengan pujangga lama.</span><br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"> Dalam menentukan identitas mereka sebagai Pujangga Baru, mereka menggunakan istilah generasi. Istilah generasi lama mereka gunakan untuk para pujangga lama, dan istilah generasi baru digunakan untuk para pujangga baru.</span><br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"> Istilah angkatan sebagai istilah yang digunakan untuk merujuk tahap perkembangan kesusastraan Indonesia.</span></div><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"> <br />
<br />
B. BERBAGAI PEMBABAKAN SASTRA INDONESIA</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><br />
</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"> Berdasarkan berbagai pandangan tentang bila dimulainya kesusastraan Indonesia, maka terdapat berbagai variasi istilah (penamaan) pembabakan sejarah sastra Indonesia yang dikemukakan para peneliti/penulis sejarah sastra Indonesia di dalam buku-buku pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Para peneliti/penulis dengan penamaan perkembangan kesusastraan Indonesia tersebut, sebagai berikut.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><br />
1. Ajip Rosidi<br />
Ajip Rosidi membagi kesusastraan Indonesia atas dua masa perkembangan, yaitu :<br />
a. Masa Kelahiran Sastra Indonesia, antara tahun 1900-1945<br />
b. Masa Perkembangan Sastra Indonesia, mulai 1945 – sekarang<br />
<br />
2. Nugroho Notosusanto<br />
Nogroho Notosusanto membagi perkembangan sejarah sastra Indonesia atas dua bagian, yaitu :<br />
a. Kesusastraan Melayu Lama<br />
b. Kesusastraan Indonesia Modern<br />
<br />
<br />
3. H.B. Jassin<br />
H.B. Jassin membagai pembabakan sejarah kesusastraan Indonesia atas dua bagian, yaitu :<br />
a. Kesusastraan Melayu<br />
b. Kesusastraan Indonesia Modern<br />
<br />
4. Zuber Usman<br />
Zuber Usman membagi kesusastraan Indonesia atas tiga bagian, yaitu ;<br />
a. Masa kesusastraan Melayu Lama<br />
b. Masa Kesusastraan Peralihan<br />
c. Masa Kesusastraan Baru<br />
<br />
5. Basaria Simorangkir Simanjuntak<br />
Basaria Simorangkir Simanjuntak membagi sejarah perkembangan kesusastraan Indonesia atas :<br />
a. Kesusastraan Masa Purba (sebelum kedatangan agama Hindu)<br />
b. Kesusastraan Masa Hindu, Arab (Kesusastraan masa pengaruh Hindu sampai kedatangan agama Islam)<br />
c. Kesusastraan Masa Islam<br />
d. Kesusastraan Masa Baru<br />
<br />
6. J. S. Badudu<br />
J. S. Badudu membagi sejarah perkembangan kesusastraan Indonesia atas dua bagian :<br />
a. kesusastraan Melayu<br />
b. kesusastraan Indonesia<br />
<br />
7. Sabarudin Ahmad<br />
Sabarudin Ahmad membagi sejarah perkembangan kesusastraan Indonesia atas dua masa juga, yaitu :<br />
a. Masa Kesusastraan Lama<br />
b. Masa Kesusastraan baru<br />
<br />
Istilah yang dikemukakan para ahli sejarah sastra dalam penentuan waktu perkembangan kesusastraan bervariasi, yaitu periode, masa, dan angkatan.<o:p></o:p></span></div>PELANGI SASTRAhttp://www.blogger.com/profile/06437480198881859136noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-5568427967012103598.post-59015961516169132332010-07-07T22:15:00.000-07:002010-07-07T22:15:16.034-07:00MASA KELAHIRAN KESUSASTRAAN INDONESIA DAN PEMBABAKANNYA<b></b><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b><br />
</b></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: center;"><b>Masa Lahirnya Kesusastraan Indonesia</b></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b><br />
</b></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><b>Pandangan para ahli sangat bervariasi. Ada yang melihatnya dari sudut bahasa yang digunakan, ada yang melihatnya dari sudut isi karya yang mengemukakan semangat kebangsaan, dan ada pula yang melihatnya dari sudut keberadaan suatu bangsa sebagai sebuah Negara, dan ada juga yang melihatnya dari sudut para pengarangnya yang orang-orang pribumi. Berikut pandangan mereka tentang penentuan masa kelahiran kesusastraan Indonesia.</b></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b><br />
</b></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b>A. UMAR YUNUS</b></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br />
</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><b>Umar Yunus mengemukakan bahwa kata kesusastraan Indonesia mengandung makna krya sastra yang menggunakan bahasa Indonesia sebagai sarana penulisannya.</b></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><b>Jika pemakaian bahasa Indonesia sebagai dasar nama kesusastraan Indonesia, maka adanya kesusastraan Indonesia tentunya setelah adanya bahasa Indonesia. Bila adanya bahasa Indonesia? Bukankah secara umum bangsa Indonesia sebelumnya menggunakan bahasa Melayu sebagai bahasa pergaulan mereka?</b></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><b>Dari sejarah Indonesia diketahui bahwa kata bahasa Indonesia baru dicanangkan namanya secara resmi pada tanggal 28 Oktober 1928, ketika dikumandangkan Sumpah Pemuda oleh para cendekiawan bangsa yang tehimpun dari berbagai suku bangsa di Nusantara.</b></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b><br />
</b></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b><br />
</b></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b>B. AJIP ROSIDI</b></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br />
</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><b>Ajip Rosidi juga mengemukakan bahwa sebuah karya sastra tidak akan mungkin hadir tanpa bahasa sebagai medianya. Tetapi bahasa itu hidup dalam perjalanan panjang yang tidak mungkin berhenti pada suatu masa dan bahasa itu dilanjutkan oleh bahasa berikutnya.</b></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b><br />
</b></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b><br />
</b></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b>C. TEEUW</b></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br />
</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><b>Sama halnya dengan pendapat Ajip Rosidi, A. Teeuw melihat awal tumbuhnya kesusastraan Indonesia pada masa mulai timbulnya rasa kebangsaan pada puisi-puisi pemuda Indonesia. Mereka, para pemuda yang pada masa itu dilrang menulis yang berhubungan dengan masalah politik, mencari bentuk lain yaitu menulis puisi yang sangat berarti bagi awal tumbuhnya kesusastraan Indonesia.</b></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br />
</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b>D. SLAMET MULYANA</b></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br />
</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><b>Slamet Mulyana melihat kelahiran kesusastraan Indonesia daru sudut makna kesusastraan yang dimiliki sebuah Negara. Kesusastraan Indonesia adalah kesusastraan yang dimiliki Negara Indonesia sebagaimana Negara lain yang juga memiliki kesusastraannya.</b></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b><br />
</b></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b><br />
</b></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b>E. PENGAMAT LAINNYA</b></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br />
</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><b>Beberapa pengamat lainnya tentang lahirnya kesusastraan Indonesia, mengemukakan bahwa lahirnya kesusastraan Indonesia pada waktu terbitnya novel Azab dan Sengsara (1917), Salah Asuhan (1918), serta Sitti Nurbaya (1922) oleh Balai Pustaka pada tahun 20-an.</b></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b><br />
</b></div>PELANGI SASTRAhttp://www.blogger.com/profile/06437480198881859136noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-5568427967012103598.post-14882886126252767322010-07-07T22:11:00.000-07:002010-07-07T22:11:47.750-07:00RUANG LINGKUP PENGKAJIAN SEJARAH SASTRA<meta content="text/html; charset=utf-8" http-equiv="Content-Type"></meta><meta content="Word.Document" name="ProgId"></meta><meta content="Microsoft Word 12" name="Generator"></meta><meta content="Microsoft Word 12" name="Originator"></meta><link href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5Cuser-01%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_filelist.xml" rel="File-List"></link><link href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5Cuser-01%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_themedata.thmx" rel="themeData"></link><link href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5Cuser-01%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_colorschememapping.xml" rel="colorSchemeMapping"></link> <m:smallfrac m:val="off"> <m:dispdef> <m:lmargin m:val="0"> <m:rmargin m:val="0"> <m:defjc m:val="centerGroup"> <m:wrapindent m:val="1440"> <m:intlim m:val="subSup"> <m:narylim m:val="undOvr"> </m:narylim></m:intlim> </m:wrapindent><style>
<!--
/* Font Definitions */
@font-face
{font-family:"Cambria Math";
panose-1:2 4 5 3 5 4 6 3 2 4;
mso-font-charset:0;
mso-generic-font-family:roman;
mso-font-pitch:variable;
mso-font-signature:-1610611985 1107304683 0 0 159 0;}
@font-face
{font-family:Calibri;
panose-1:2 15 5 2 2 2 4 3 2 4;
mso-font-charset:0;
mso-generic-font-family:swiss;
mso-font-pitch:variable;
mso-font-signature:-1610611985 1073750139 0 0 159 0;}
/* Style Definitions */
p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal
{mso-style-unhide:no;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
margin-top:0cm;
margin-right:0cm;
margin-bottom:10.0pt;
margin-left:0cm;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:Calibri;
mso-fareast-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}
.MsoChpDefault
{mso-style-type:export-only;
mso-default-props:yes;
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:Calibri;
mso-fareast-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}
.MsoPapDefault
{mso-style-type:export-only;
margin-bottom:10.0pt;
line-height:115%;}
@page Section1
{size:612.0pt 792.0pt;
margin:72.0pt 72.0pt 72.0pt 72.0pt;
mso-header-margin:36.0pt;
mso-footer-margin:36.0pt;
mso-paper-source:0;}
div.Section1
{page:Section1;}
-->
</style><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br />
</span></m:defjc></m:rmargin></m:lmargin></m:dispdef></m:smallfrac><br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> <b><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Berdasarkan atas objek pengkajiannya, sejarah sastra mempunyai ruang lingkup yang cukup beragam. Keberagaman tersebut sebagai berikut.</span></span></b></span><b><span style="font-size: small;"><br style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;" /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; line-height: 115%;"> 1. Dari sudut perkembangan kesusastraan suatu bangsa, terdapat sejarah perkembangan kesusastraan berbagai bangsa di dunia. Seperti : sejarah sastra Indonesia, Jepang, Amerika.</span><br style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;" /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; line-height: 115%;"> 2. Dari sudut perkembangan kesusastraan suatu daerah, ada sejarah sastra daerah. Seperti : Sastra Minangkabau, Sastra Aceh, Batak, dll.</span><br style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;" /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; line-height: 115%;"> 3. Dari sudut perkembangan kebudayaan, ada sejarah sastra pada masa kuatnya kebudayaan tertentu. Seperti : sejarah sastra klasik, sejarah sastra zaman melayu.</span><br style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;" /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; line-height: 115%;"> 4. Dari sudut perkembangan genre, jenis, atau ragam karya sastra. Seperti : sejarah perkembangan puisi, novel, cerpen.</span><br style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;" /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; line-height: 115%;"> </span><br style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;" /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; line-height: 115%;"> Menurut A. Teeuw, masih banyak yang harus dilakukan oleh para peneliti sejarah sastra Indonesia. Pengkajiannya dapat bertolak belakang dari berbagai sudut yang dapat menggambarkan perkembangan sejarah sastra Indonesia. Berikut cara pengkajiannya.</span><br style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;" /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; line-height: 115%;"> 1. Pengkajian Genetik atau Pengaruh Timbal Balik Antarjenis Karya Sastra</span><br style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;" /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; line-height: 115%;"> 2. Pengkajian Intertekstual Karya Individu</span><br style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;" /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; line-height: 115%;"> 3. Pengkajian Resepsi Sastra oleh Pembaca</span><br style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;" /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; line-height: 115%;"> 4. Penelitian Sastra Lisan</span><br style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;" /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; line-height: 115%;"> 5. Pengkajian Sastra Indonesia dan Sastra Nusantara</span><br style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;" /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; line-height: 115%;"> </span><br style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;" /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; line-height: 115%;"> </span><br style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;" /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; line-height: 115%;"></span></span></b><br />
<div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"><b><span style="font-size: small;"><span style="line-height: 115%;"> SEJARAH SASTRA DALAM LINGKUP ILMU SASTRA</span></span></b></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"><div style="text-align: justify;"><b><span style="font-size: small;"><span style="line-height: 115%;"></span><br />
<span style="line-height: 115%;"> Ilmu sastra adalah ilmu yang mempelajari sastra dengan berbagai ruang lingkup dan permasalahannya. Di dalamnya terdapat tiga disiplin ilmu sastra, yaitu teori sastra, sejarah sastra, dan kritik sastra. Ketiga disiplin ilmu sastra tersebut, saling terkait, tidak dapat dipisahkan.</span><br />
<span style="line-height: 115%;"> Teori sastra dan sejarah sastra. Di dalam teori sastra antara lain dikemukakan bahwa karya sastra bersumber dari fenomena kehidupan masyarakat, karenanya karya sastra pada masa tertentu memuat fenomena kehidupan masyarakat pada masa tertentu pula.</span><br />
<span style="line-height: 115%;"> Teori sastra dan kritik sastra. Kritik sastra adalah ilmu sastra yang memberikan masukan kepada penulis maupun pembaca mengenai kekuatan, kelemahan, dan keunggulan karya sastra tertentu. Bagi penulis, kritikus sastra berfungsi sebagai pemberi masukan untuk penyempurnaan karya sastra yang dihasilkannya, untuk kesempurnaan karya sastra yang dihasilkannya: Bagi pembaca, kritikus sastra berfungsi sebagai pemberi penjelasan tentang karya sastra tertentu sehingga karya sastra yang tidak dipahami pembaca menjadi sesuatu yang bermakna.</span><br />
<span style="line-height: 115%;"> </span><br />
<span style="line-height: 115%;"> Ketiga titik yang menghubungkan antarkomponen ilmu sastra merupakan titik yang membangun segi tiga sebagai bangunan ilmu sastra. Artinya, ketiga sisi sastra saling mendukung di dalam pemahaman/ pengkajian ilmu sastra.</span></span></b></div><b><span style="font-size: small;"><span style="line-height: 115%;"></span></span></b></div><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> <b><span style="font-size: small;"><br style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;" /></span></b> <br />
</span>PELANGI SASTRAhttp://www.blogger.com/profile/06437480198881859136noreply@blogger.com19tag:blogger.com,1999:blog-5568427967012103598.post-26587596954731618622010-07-07T22:07:00.000-07:002010-07-07T22:07:41.368-07:00HUBUNGAN SEJARAH SASTRA, TEORI SASTRA DAN KRITIK SASTRA<b></b><div style="color: black; font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: center;"><b>Hubungan Sejarah Sastra dan Teori Sastra</b></div><div style="color: black; font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><b><br />
</b></div><div style="color: black; font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"><b>Perkembangan sejarah sastra banyak memerlukan bahan pengetahuan tentang teori sastra. Pembicaraan tentang angkatan, misalnya tidak akan terlepas dari pembicaraan tentang gaya bahasa, aliran, genre sastra, latar belakang cerita, tema, dsb. Hal-hal yang disebutkan terakhir ini merupakan unsur-unsur yang terdapat didalam karya sastra dan dibicarakan di dalam teori sastra.</b></div><div style="color: black; font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"><b>Sebaliknya teori sastra pun memerlukan bahan hasil pengkajian sejarah sastra. Pembicaraan tentang gaya bahasa atau aliran-aliran, tidak dapat dilepaskan dari perkembangan sastra secara keseluruhan. Suatu pengertian, konsep prinsip, katagoro, dan kriteria dalam kritik sastra besar kemungkinan mengalami perubahan dan perkembangan sesuai dengan kenyataan yang ada dalam sejarah sastra. Sebagai contoh, pengertian (definisi) puisi. Definisi lama ternya banyak yang tidak sesuai kenyataan puisi dengan sekarang, karena sejarah telah membuktikan bahwa puisi atau cipta sastra pada umumnya terus mengalami perubahan dan perkembangan.</b></div><div style="color: black; font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"><b>C. Hubungan Sejarah Sastra dan Kritik Sastra</b></div><div style="color: black; font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"><b>Dalam kerjanya pengkajian sejarah sastra tidak dapat dilepaskan dari pengkajian kritik sastra. Dalam kenyataannya sejarah sastra tidak terhitung berapa jumlah karya sastra yang pernah dipublikasikan. Pengkajian sejarah sastra tidak mingkin memuat semua cipta sastra yang pernah terbit, tetapi dibatasi pada karya-karya tertentu saja. Untuk memilih dan menentukan cipta sastra yang akan dijadikan objek kajian, diperlukan pengkajian kritik sastra. Di sini tugas kritik sastra adalah menilai bobot kesastraan suatu cipta sastra, dan selanjutnya karya tersebut ditempatkan dalam kerangka sejarah sastra.</b></div><div style="color: black; font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"><b>Sebaliknya kritik sastra pun memerlukan hasil pengkajian sejarah sastra. Dengan bantuan sejarah sastra, maka kritik atau suatu cipta sastra tidak mungkin dari konteks sejarah terciptanya suatu karya tertentu.</b></div><div style="color: black; font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><b><br />
</b></div><div style="color: black; font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: center;"><b>Hubungan Kritik dan Teori Sastra</b></div><div style="color: black; font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><b><br />
</b></div><div style="color: black; font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"><b>Hubungan kedua cabang ilmu sastra ini sangat jelas. Usaha kritik sastra tidak akan berhasil tanpa dilandasi oleh dasar-dasar pengetahuan tentang teori sastra. Jika seseorang akan mengadakan suatu telaah (kritik) terhadap novel, terlabih dahulu ia harus memiliki dasar pegetahuan tentang apa yang disebut novel dan unsur-unsur yang terkandung didalamnya, seperti tema, latar, perwatakan, dll. Dapat dikatakan bahwa teori sastra merupakan modal bagi pelaksanaan kritik sastra.</b></div><div style="color: black; font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"><b>Sebaliknya teori sastra pun memerlukan bantuan kritik sastra. Bahkan sebenarnya kritik sastra merupakan pangkal teori sastra. Teori harus disusun berdasarkan karya sastra konkret. Teori tanpa data merupakan teori yang kosong (in vacua).</b></div>PELANGI SASTRAhttp://www.blogger.com/profile/06437480198881859136noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-5568427967012103598.post-1062487828707118112010-07-07T22:01:00.000-07:002010-07-07T22:01:41.664-07:00PENGERTIAN SEJARAH SASTRA<b style="color: purple;"></b><br />
<div style="color: magenta;"><meta content="text/html; charset=utf-8" http-equiv="Content-Type"></meta><meta content="Word.Document" name="ProgId"></meta><meta content="Microsoft Word 12" name="Generator"></meta><meta content="Microsoft Word 12" name="Originator"></meta><link href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5Cuser-01%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_filelist.xml" rel="File-List"></link><link href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5Cuser-01%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_themedata.thmx" rel="themeData"></link><link href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5Cuser-01%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_colorschememapping.xml" rel="colorSchemeMapping"></link> <m:smallfrac m:val="off"> <m:dispdef> <m:lmargin m:val="0"> <m:rmargin m:val="0"> <m:defjc m:val="centerGroup"> <m:wrapindent m:val="1440"> <m:intlim m:val="subSup"> <m:narylim m:val="undOvr"> </m:narylim></m:intlim> </m:wrapindent><style>
<!--
/* Font Definitions */
@font-face
{font-family:"Cambria Math";
panose-1:2 4 5 3 5 4 6 3 2 4;
mso-font-charset:0;
mso-generic-font-family:roman;
mso-font-pitch:variable;
mso-font-signature:-1610611985 1107304683 0 0 159 0;}
@font-face
{font-family:Calibri;
panose-1:2 15 5 2 2 2 4 3 2 4;
mso-font-charset:0;
mso-generic-font-family:swiss;
mso-font-pitch:variable;
mso-font-signature:-1610611985 1073750139 0 0 159 0;}
/* Style Definitions */
p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal
{mso-style-unhide:no;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
margin-top:0cm;
margin-right:0cm;
margin-bottom:10.0pt;
margin-left:0cm;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:Calibri;
mso-fareast-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}
.MsoChpDefault
{mso-style-type:export-only;
mso-default-props:yes;
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:Calibri;
mso-fareast-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}
.MsoPapDefault
{mso-style-type:export-only;
margin-bottom:10.0pt;
line-height:115%;}
@page Section1
{size:612.0pt 792.0pt;
margin:72.0pt 72.0pt 72.0pt 72.0pt;
mso-header-margin:36.0pt;
mso-footer-margin:36.0pt;
mso-paper-source:0;}
div.Section1
{page:Section1;}
-->
</style> </m:defjc></m:rmargin></m:lmargin></m:dispdef></m:smallfrac></div><div class="MsoNormal" style="color: magenta; text-align: justify;"><b>Sejarah sastra adalah cabang ilmu sastra yang menyelidiki perkembangan cipta sastra sejak awal pertumbuhannya hingga perkembangannya sekarang. Sejarah sastra mengkaji sastra menggunakan kriteria ekstrinsik, hal-hal yang berasal dari luar sastra. Seperti identifikasi peristiwa kehidupan politik, sosial-budaya beserta pengaruhnya terhadap karya sastra.</b></div><b><span style="color: magenta;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Sejarah sastra adalah salah satu bagian dari kajian ilmu sastra. Kata sejarah berasal dari bahasa Arab, sajarun yang berarti pohon. Pohon menggambarkan adanya akar, cabang, dan ranting yang memperlihatkan adanya proses susunan peristiwa secara kronologis.<br />
Sejarah itu sendiri mempunyai arti yang sama, yaitu rekaman perjalanan kehidupan manusia dari masa lampau sampai masa-masa berikutnya.<br />
Karya sastra adalah salah satu bagian dari asset budaya suatu bangsa. Bangsa yang berbudaya adalah bangsa yang tidak hanya memiliki hasil karya sastra bangsanya, tetapi juga menghargai dan memberikan apresiasinya terhadap karya sastra sebagai hasil karya bangsanya itu.<br />
Sejarah sastra Indonesia adalah bagian dari kajian ilmu sastra yang mempelajari kesusastraan Indonesia mulai munculnya kesusastraan Indonesia sampai masa-masa selanjutnya, dengan segala persoalan yang melingkupinya.<br />
Sebagai contoh : Di akhir abad ke-20, terbit novel Saman karya Ayu Utami yang ‘menghebohkan’ dunia sastra Indonesia. Tahun 70-an terbit novel-novel Trilogi Iwan Simantupang, Merahnya Merah (1968), Ziarah (1969) dan Kering (1970) yang dianggap novel absurd, sarat filsafah, yang sulit dipahami, karena berbeda dengan pola-pola cerita pada novel-novel tahun-tahun sebelumnya. Jauh sebelumnya, pada tahun 40-an terbit novel Belenggu yang dianggap mengusik keindahan sastra dengan ‘menelanjangi’ kehidupan kaum elit yang diwakili oleh keluarga dokter Sukartono. Pada tahun 20-an, lahir novel Sitti Nurbaya yang sangat laris pada masa itu sehingga melampaui kelarisan novel-novel yang lahir sebelumnya seperti Azab </span> <span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 11pt; line-height: 115%;"><br />
</span></span></b><br />
<div class="MsoNormal" style="color: magenta; text-align: justify;"><b><br />
Berbicara terntang sejarah perkembangan sastra, tidak dapat dilepaskan dari pembicaraan pengenai upaya menyusun priodisasi sejarah sastra sebagai salah satu kegiatan dalam pengkajian sejarah sastra. Persoalan lain yang termasuk dalam pengkajian sejarah sastra adalah mengadakan kajian terhadap genre sastra, lahirnya suatu gerakan sastra, perkembangan suatu aliran tertentu, pengaruh sastra lama dan sastra asing terhadap sastra modern (sastra modern), dan kajian tentang gaya bahasa. Dengan demikian persoalan-persoalan yang menjadi bahan kajian sejarah sastra dapat dirinci sebagai berikut:<br />
priodisasi sastra atau pembabakan waktu dalam perkembangan sastra</b></div><div class="MsoNormal" style="color: magenta; text-align: justify;"><b>Perkembangan atau timbul tenggelamnya suatu genre sastra, seperti sejarah perkembangan roman, novel, cerpen, puisi, drama<br />
</b></div><div class="MsoNormal" style="color: magenta; text-align: justify;"><b>lahirnya suatu gerakan (angkatan) dalam sastra<br />
</b></div><div class="MsoNormal" style="color: magenta; text-align: justify;"><b>perkembangan aliran-aliran yang ada pada suatu priode atau suatu angkatan<br />
</b></div><div class="MsoNormal" style="color: magenta; text-align: justify;"><b>pengarus sastra lama dan sastra asing terhadap sastra modern (sastra nasional)<br />
</b></div><div class="MsoNormal" style="color: magenta; text-align: justify;"><b>pertumbuhan dan perkembangan gaya bahasa.</b></div><div class="MsoNormal" style="color: magenta; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="color: magenta; text-align: justify;"><meta content="text/html; charset=utf-8" http-equiv="Content-Type"></meta><meta content="Word.Document" name="ProgId"></meta><meta content="Microsoft Word 12" name="Generator"></meta><meta content="Microsoft Word 12" name="Originator"></meta><link href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5Cuser-01%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_filelist.xml" rel="File-List"></link><link href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5Cuser-01%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_themedata.thmx" rel="themeData"></link><link href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5Cuser-01%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_colorschememapping.xml" rel="colorSchemeMapping"></link> <m:smallfrac m:val="off"> <m:dispdef> <m:lmargin m:val="0"> <m:rmargin m:val="0"> <m:defjc m:val="centerGroup"> <m:wrapindent m:val="1440"> <m:intlim m:val="subSup"> <m:narylim m:val="undOvr"> </m:narylim></m:intlim> </m:wrapindent><style>
<!--
/* Font Definitions */
@font-face
{font-family:"Cambria Math";
panose-1:2 4 5 3 5 4 6 3 2 4;
mso-font-charset:0;
mso-generic-font-family:roman;
mso-font-pitch:variable;
mso-font-signature:-1610611985 1107304683 0 0 159 0;}
@font-face
{font-family:Calibri;
panose-1:2 15 5 2 2 2 4 3 2 4;
mso-font-charset:0;
mso-generic-font-family:swiss;
mso-font-pitch:variable;
mso-font-signature:-1610611985 1073750139 0 0 159 0;}
/* Style Definitions */
p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal
{mso-style-unhide:no;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
margin-top:0cm;
margin-right:0cm;
margin-bottom:10.0pt;
margin-left:0cm;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:Calibri;
mso-fareast-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}
.MsoChpDefault
{mso-style-type:export-only;
mso-default-props:yes;
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:Calibri;
mso-fareast-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}
.MsoPapDefault
{mso-style-type:export-only;
margin-bottom:10.0pt;
line-height:115%;}
@page Section1
{size:612.0pt 792.0pt;
margin:72.0pt 72.0pt 72.0pt 72.0pt;
mso-header-margin:36.0pt;
mso-footer-margin:36.0pt;
mso-paper-source:0;}
div.Section1
{page:Section1;}
-->
</style><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span></b></m:defjc></m:rmargin></m:lmargin></m:dispdef></m:smallfrac></div><b><span style="color: magenta;"><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 11pt; line-height: 115%;"><br />
</span></span></b><br />
<div style="color: magenta;"></div>PELANGI SASTRAhttp://www.blogger.com/profile/06437480198881859136noreply@blogger.com0